Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali menyebutkan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di daerahnya bertambah 37 kasus sehingga terakumulasi menjadi 6.497 orang.

"Tambahan 37 kasus COVID-19 itu tidak ada kejadian baru, tetapi karena kontak erat dengan kasus sebelumnya," kata Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina di Boyolali, Sabtu.

Ratri menjelaskan jumlah pasien COVID-19 di Boyolali yang masih dirawat di rumah sakit hingga saat ini  46 kasus dan menjalani isolasi mandiri ada 153 kasus.

Baca juga: Kasus COVID-19 di Boyolali bertambah 9 kini jadi 6.456 orang

"Kami juga mencatat warga yang sudah dinyatakan sembuh COVID-19 ada 6.041 kasus atau sekitar 93 persen dan yang meninggal dunia karena virus corona sebanyak 256 kasus atau sekitar 3,9 persen," kata Ratri.

Oleh karena itu, Kabupaten Boyolali skoring Indeks Kesehatan Masyarakat (IKM) COVID-19 yakni 2,43 atau masuk zona resiko rendah atau warna kuning.

"Boyolali kini sudah kembali turun dari zona resiko sedang (orange) kembali ke rendah (kuning)," kata Ratri.

Dia menjelaskan dari 46 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit terbanyak warga asal Kecamatan Boyolali kota ada 10 orang, disusul Ampel ada lima orang, Teras, dan Mojosongo masing-masing empat orang.

Pasien COVID-19 asal Kecamatan Selo, Musuk, dan Sambi masing-masing tiga orang yang dirawat di rumah sakit. Sedangkan, pasien COVID-19 asal Kecamatan Simo, Sawit, dan Banyudono masing-masing dua orang.

Pasien COVID-19 asal Kecamatan Andong, Cepogo, Gladagsari, Kemusu, Ngemplak,Nogosari, Wonosamodro dan Wonosegoro masing-masing satu orang yang dirawat di rumah sakit.

"Ada empat kecamatan di Boyolali yang tidak ada warganya dirawat karena COVID-19, yakni Juwangi, Karanggede, Klego dan Tamansari," katanya.

Kendati demikian, pihaknya meminta masyarakat jangan meremehkan protokol kesehatan meski sudah divaksinasi, tetapi tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan. Sehingga, kasus COVID-19 segera selesai dan ekonomi bangkit kembaki normal. 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024