Solo (ANTARA) - Masjid Darussalam yang ada di Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Solo, Jawa Tengah kembali meniadakan tradisi Ramadhan pembagian bubur Samin akibat pandemi COVID-19.

"Dua tahun ini ditiadakan. Memang sebaiknya jangan membuat bubur Samin dulu karena mengundang kerumunan," kata Takmir Masjid Darusalam Rosyidi Mochdlor di Solo, Selasa.

Ia mengatakan pada kondisi normal dalam satu hari bubur Samin bisa dibagikan kepada minimum 500 orang. Biasanya warga mulai mengantre setelah salat Ashar. Bahkan, tidak jarang bubur yang dibagikan bisa lebih dari 1.000 porsi.

"Antrean ini yang dikhawatirkan menimbulkan kerumunan, sulit untuk memastikan jaga jarak karena biasanya yang datang sangat banyak," katanya.

Apalagi, dikatakannya, untuk waktu pembagian juga dibatasi, yaitu usai Ashar hingga menjelang Magrib. Ia mengatakan pendeknya waktu pembagian tersebut berpotensi menimbulkan kerumunan massa.

Baca juga: Warga antre ikuti tradisi pembagian bubur samin

Terkait hal itu, diakuinya, tidak sedikit masyarakat yang menanyakan pembagian bubur Samin mengingat selama ini cukup banyak warga dari luar kota yang sengaja datang ke Solo untuk bisa menikmati sajian tersebut.

"Ada yang datang dari Banjarnegara, Salatiga, Karanganyar, dan Kendal. Mereka menanyakan pembagian bubur Samin, tetapi sebetulnya kami juga sudah memberitahukan melalui spanduk," katanya.

Sementara itu, di saat normal dalam satu hari takmir masjid menghabiskan 50 kilogram beras yang bisa dibagikan kepada 1.200 warga. Ia mengatakan untuk satu porsi bubur ditambahkan daging dan lauk-pauk lainnya.

"Yang 1.000 dibagikan, yang 200 untuk takjil di masjid, ditambahi kopi susu, kurma dan lauk-pauk," katanya.

Baca juga: Masjid Darussalam bagikan 1.100 porsi bubur samin
Baca juga: Ratusan Orang Antusias Antre Takjil Bubur Samin

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024