Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang Magelang, Jawa Tengah, berkomitmen untuk dapat menyajikan data besar (big data) yang terintegrasi karena sangat penting agar penanganan terhadap suatu masalah bisa lebih cepat, efektif, dan efisien.

Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz di Magelang, Selasa, mengatakan, data yang terintegrasi sangat dibutuhkan untuk dapat memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.

Ia menilai sejauh ini belum ada big data yang terintegrasi, sehingga perlu terus didorong untuk mewujudkannya.

"Kita harus berbeda, saya tidak perlu pakai kertas seperti ini. Tinggal buka handphone semua data tersedia. Saya harap Diskominsta bisa betul-betul bekerja keras mewujudkan hal ini. Kalau seperti ini terus hasilnya tidak akan maksimal," katanya pada Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Kegiatan di Aula Adipura Kencana Pemkot Magelang.

Baca juga: Pemkot Magelang fasilitasi UMKM perluas jaringan pemasaran

Ia mencontohkan penanganan kesehatan di luar negeri yang begitu cepat, sigap, dan tanpa biaya. Pihaknya menginginkan hal itu dapat terwujud di Kota Magelang. Salah satunya melalui program "Jemput Sakit Antar Sehat" yang diharap bisa segera terealisasi.

"Memang kita punya saluran 119, tapi masih jauh-jauhan. Harusnya di tiap kecamatan, bahkan kelurahan ada orang yang siap dikontak 24 jam dan langsung datang. Ini yang saya harapkan, ayo bareng-bareng kerjakan ini," katanya.

Melalui big data yang terintegrasi, dia berharap semua OPD juga terintegrasi dengan baik. Begitu pula dapat saling bekerja sama sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat lebih maksimal.

"Waktu saya tidak banyak, jabataan wali kota sekitar 3,5 tahun saja. Tapi, saya optimistis bisa mewujudkan hal itu. Terpenting lagi adalah mengubah pola pikir dan keluar dari zona nyaman. Saya yakin bapak dan ibu semua di sini berada di zona nyaman, ayo jangan terlena, kita harus terus bergerak," katanya.

Dalam rakor tersebut berbeda dari biasanya, karena mendatangkan nara sumber seorang guru besar Universitas Diponegoro Semarang Prof Budi Setiyono SSos MPol Admin PhD yang merupakan wakil rektor Undip.

Baca juga: Tangani kebencanaan, Pemkot Magelang bakal bentuk BPBD

Dalam paparannya, Prof Budi menerangkan seputar pentingnya big data yang terintegrasi. Dia menyebutkan setiap tahun selalu muncul angka pengangguran di tiap daerah, termasuk Kota Magelang. Tetapi apakah data ini hanya pasif yang dimiliki dinas tenaga kerja saja atau terkait dengan dinas lain.

"Kalau data ini terintegrasi, maka dapat menjadi referensi bagi dinas lain. Misalnya, dinas yang menangani investasi, bisa menggunakan data ini untuk mencari investor. Tujuannya agar investor ini dapat menyerap tenaga kerja yang menganggur itu, sehingga pengangguran berkurang," katanya.

Ia mencontohkan data pengangguran ini dipakai oleh dinas yang menangani UMKM. Wali kota bisa memerintahkan dinas yang menangani UMKM ini untuk mencetak wirausaha baru atau pelatihan, bahkan diberi modal, sehingga yang menganggur bisa memiliki pekerjaan.

"Misalnya dua dinas ini bergerak, pengangguran bisa teratasi. Kalau ternyata masih ada penganggur yang tidak terserap, misalnya karena masalah sosial maka dinas sosial bergerak untuk menyapu bersih masalah ini. Ini semua bergerak berdasarkan data yang terintegrasi tersebut," katanya.

Baca juga: Pemkot Magelang libatkan RT/RW dalam pendataan warga miskin
Baca juga: Pemkot Magelang tingkatkan mutu pelayanan publik

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024