Temanggung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung memiliki 34 rintisan desa tangguh bencana sebagai upaya kesiapan penanggulangan bencana pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Dwi Sukarmei di Temanggung, Jateng Selasa, menyebutkan desa rintisan tangguh bencana di Kecamatan Candiroto ada 16 desa, Selopampang 14 desa, kemudian Kecamatan Parakan, Kledung, Tlogomulyo, dan Ngadirejo masing-masing satu desa.
Menurut dia terdapat 14 kecamatan di Kabupaten Temanggung yang memiliki potensi bencana alam seperti longsor, banjir, angin kencang, dan kekeringan.
Ia mengatakan Temanggung sebagai salah satu daerah rawan bencana harus siap menghadapi potensi bencana yang ada di wilayahnya, apalagi saat musim hujan.
"Oleh karena itu penting sekali kami memiliki rintisan desa tangguh bencana," katanya.
Ia menuturkan bencana tidak bisa diprediksi dengan tepat kapan datangnya. Sehingga pihaknya meminta rintisan desa tersebut bisa meningkatkan upaya preventif dan edukatif kepada masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana agar dampaknya bisa diminimalisir.
Baca juga: 85 EWS dipasang daerah rawan bencana di Temanggung
"Rintisan Desa Tangguh Bencana ini penting, agar masyarakat yang tinggal di desa berpotensi bencana paham langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan ketika bencana datang. Kami juga melakukan penyuluhan, bimbingan dan pelatihan tanggap bencana kepada masyarakat," katanya.
Ia menuturkan pihaknya melayani pengaduan dan pelaporan kondisi kedaruratan bencana selama 24 jam.
"Posko tanggap bencana kami buka 24 jam," katanya.
Baca juga: BPBD Temanggung mendorong desa mandiri dalam penanganan bencana
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Dwi Sukarmei di Temanggung, Jateng Selasa, menyebutkan desa rintisan tangguh bencana di Kecamatan Candiroto ada 16 desa, Selopampang 14 desa, kemudian Kecamatan Parakan, Kledung, Tlogomulyo, dan Ngadirejo masing-masing satu desa.
Menurut dia terdapat 14 kecamatan di Kabupaten Temanggung yang memiliki potensi bencana alam seperti longsor, banjir, angin kencang, dan kekeringan.
Ia mengatakan Temanggung sebagai salah satu daerah rawan bencana harus siap menghadapi potensi bencana yang ada di wilayahnya, apalagi saat musim hujan.
"Oleh karena itu penting sekali kami memiliki rintisan desa tangguh bencana," katanya.
Ia menuturkan bencana tidak bisa diprediksi dengan tepat kapan datangnya. Sehingga pihaknya meminta rintisan desa tersebut bisa meningkatkan upaya preventif dan edukatif kepada masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana agar dampaknya bisa diminimalisir.
Baca juga: 85 EWS dipasang daerah rawan bencana di Temanggung
"Rintisan Desa Tangguh Bencana ini penting, agar masyarakat yang tinggal di desa berpotensi bencana paham langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan ketika bencana datang. Kami juga melakukan penyuluhan, bimbingan dan pelatihan tanggap bencana kepada masyarakat," katanya.
Ia menuturkan pihaknya melayani pengaduan dan pelaporan kondisi kedaruratan bencana selama 24 jam.
"Posko tanggap bencana kami buka 24 jam," katanya.
Baca juga: BPBD Temanggung mendorong desa mandiri dalam penanganan bencana