Temanggung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mendorong pihak desa dan kecamatan bisa lebih mandiri dalam penanganan bencana.
"Meskipun kami hadir dalam penanganan bencana, kami mendorong masyarakat untuk bisa lebih mandiri sehingga mitigasi bencana bisa berjalan dengan baik," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Dwi Sukarmei di Temanggung, Rabu.
Oleh karena itu, katanya pihaknya mengundang sejumlah perwakilan dari tingkat desa dan kecamatan untuk mendapatkan sosialisasi tentang kebencanaan menghadapi musim hujan ini, terutama bencana tanah longsor.
Ia menyampaikan dengan kondisi geografis Temanggung berupa pegunungan maka rawan terjadi tanah longsor, terutama saat musim hujan. Ada 15 kecamatan dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung yang merupakan daerah rawan longsor.
"Beberapa hari lalu kami mengundang perwakilan masyarakat dari tiga desa dan tiga kecamatan rawan bencana, yakni Kecamatan Kledung, Tembarak, dan Pringsurat. Kegiatan ini kami lakukan secara bertahap sehingga tetap bisa menjaga protokol kesehatan," katanya.
Ia menyebutkan materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut, antara lain pengenalan aplikasi sistem informasi notifikasi kebencanaan (Sinotika) untuk mempercepat penanganan bencana, langkah-langkah laporan dalam Sinotika, dan penanganan bencana di daerah.
"Jangan sampai nanti desa tidak tahu mau lapor kemana jika terjadi suatu bencana," katanya.
Ia berharap melalui kegiatan tersebut pihak desa maupun kecamatan siap betul dalam penanganan bencana dengan melibatkan semua kalangan.
"Meskipun kami hadir dalam penanganan bencana, kami mendorong masyarakat untuk bisa lebih mandiri sehingga mitigasi bencana bisa berjalan dengan baik," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Dwi Sukarmei di Temanggung, Rabu.
Oleh karena itu, katanya pihaknya mengundang sejumlah perwakilan dari tingkat desa dan kecamatan untuk mendapatkan sosialisasi tentang kebencanaan menghadapi musim hujan ini, terutama bencana tanah longsor.
Ia menyampaikan dengan kondisi geografis Temanggung berupa pegunungan maka rawan terjadi tanah longsor, terutama saat musim hujan. Ada 15 kecamatan dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung yang merupakan daerah rawan longsor.
"Beberapa hari lalu kami mengundang perwakilan masyarakat dari tiga desa dan tiga kecamatan rawan bencana, yakni Kecamatan Kledung, Tembarak, dan Pringsurat. Kegiatan ini kami lakukan secara bertahap sehingga tetap bisa menjaga protokol kesehatan," katanya.
Ia menyebutkan materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut, antara lain pengenalan aplikasi sistem informasi notifikasi kebencanaan (Sinotika) untuk mempercepat penanganan bencana, langkah-langkah laporan dalam Sinotika, dan penanganan bencana di daerah.
"Jangan sampai nanti desa tidak tahu mau lapor kemana jika terjadi suatu bencana," katanya.
Ia berharap melalui kegiatan tersebut pihak desa maupun kecamatan siap betul dalam penanganan bencana dengan melibatkan semua kalangan.