Magelang (ANTARA) - Para pelaku seni dan budaya atau seniman di Kota Magelang harus terlibat aktif sebagai penentu arah pembangunan daerah setempat, kata Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz.

Rilis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang di Magelang, Senin, menyebutkan bahwa hal itu ditegaskan Wali Kota Nur Aziz dalam produksi ke-25 "Njo Thethek Njo", acara diinisiasi Komunitas Pinggir Kali, di Pendopo Pengabdian Magelang, Minggu (7/3) malam.

Acara dialog yang disiarkan langsung lewat kanal Youtube Komunitas Pinggir Kali ini dihadiri para pelaku seni dan budaya Kota Magelang dengan pemandu Muhammad Nafi.

Aziz menyatakan dialog ini awal yang baik baginya dan pemerintahan yang kini dinahkodainya untuk membangun semangat perubahan dan kesederajatan (egaliter). 

Bahkan dirinya meneladani sikap kepemimpinan Pangeran Diponegoro, pahlawan nasional yang memiliki sejarah erat dengan Kota Magelang.

Menurutnya, kisah penjebakan dan penangkapan Pangeran Diponegoro menunjukkan bahwa pemimpin Perang Jawa ini memiliki harga diri dan marwah seorang pemimpin besar. Sebelum ditangkap, Pangeran Diponegoro datang ke keresidenan dalam rangka memenuhi undangan.

"Dari situ kita dapat melihat bahwa Pangeran Diponegoro mempunyai nilai yang diturunkan kepada kita semua. Dan inilah yang akan saya bawa di Kota Magelang. Bahwa setiap orang itu mempunyai sebuah marwah, sebuah harga diri. Saya ingin Kota Magelang ini warganya punya harga diri, punya marwah, punya kebebasan dalam berpendapat. Pemimpin itu tidak selalu benar. Pemimpin harus siap dikritik dan siap dikoreksi," katanya.

Baca juga: Festival Pinggir Kali kampanyekan ketahanan sosial di tengah pandemi

Terkait semangat perubahan dan kesederajatan, dia memastikan bahwa baliho-baliho yang dipasang Pemkot Magelang saat ini akan terlihat berbeda. 

Dia tidak ingin fotonya terpasang sendirian, namun harus "nyawiji" (bersamaan) dengan para pemangku kepentingan, seperti forkopimda, anggota DPRD, ASN, bahkan bersama elemen-elemen masyarakat lainnya.

"Itu menunjukkan ada pesan di sana, yaitu wali kota bukan penentu segalanya. Penentunya adalah masyarakat. Mau dibawa ke mana Kota Magelang ini, ini tergantung mereka," katanya.

Ia mengajak para pelaku seni dan budaya terus ikut membangun kota dan tidak perlu segan untuk melontarkan ide kreatif, agar Kota Magelang tidak kehilangan kebanggaan dan deretan prestasinya. Bahkan prestasi yang telah diperoleh selama ini akan terus pertahankan dan ditingkatkan.

"Aset-aset budaya di Kota Magelang ini akan saya dorong. Saya tidak akan menutupi kelebihan-kelebihan dari warga Kota Magelang. Selanjutnya, kita akan sebarkan kepada seluruh masyarakat, bahwa Kota Magelang ini istimewa, karena saya ingin orang Kota Magelang bangga dengan kotanya," ujarnya.

Baca juga: Komunitas pinggir kali-intuisi musik puisi sajikan konser akhir tahun

Ia juga menyampaikan beberapa rencana pengembangan seni dan budaya Kota Magelang ke depan yang akan dimasukkan ke dalam rencana kerja pemerintah daerah, salah satunya mengubah fungsi Taman Pancasila menjadi theater terbuka yang gratis untuk umum.

"Jadi kalau budayawan dan seni budaya berkembang maka banyak orang datang. Kalau di Kota Magelang ada seni yang ditampilkan seperti itu, insyaallah orang yang mau ke Semarang, atau ke Yogya, tidak hanya lewat, tapi juga mampir di sini," paparnya.

Dia menjelaskan untuk melengkapi fungsi kota jasa, beberapa destinasi wisata unggulan, seperti kawasan budaya Gunung Tidar, kawasan sejarah Mantyasih, dan museum-museum akan terus dikembangkan agar ke depan siap untuk dijadikan satu paket wisata. Gelaran festival, pentas seni dan budaya daerah juga siap digelar apabila pandemi COVID-19 berakhir.

"Biar Kota Magelang ini menjadi kota yang gemah ripah loh jinawi. Banyak orang datang, pasti banyak rejeki datang," pungkasnya.

Dalam acara yang memberi kesempatan hadirin menyampaikan pandangan dan aspirasi tentang seni budaya Kota Magelang itu juga dimeriahkan penampilan tari dari Sanggar Adya Gunita pimpinan Agung Tri Cahyo dengan para penari dari kalangan penyandang disabilitas. 

Baca juga: Komunitas Pinggir Kali Kota Magelang gelar refleksi akhir tahun

Pewarta : Hari
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024