Boyolali (ANTARA) - Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan menyebutkan luas panen tanaman padi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada 2021 ditargetkan 49.000 hektare (ha) dengan estimasi produksi 280.000 ton gabah kering giling (GKG) atau 161.500 ton setara beras.

Jumlah penduduk di Boyolali sekitar 1 juta jiwa, apabila indek konsumsi beras 117.500 ton per tahun, maka Boyolali akan menyumbang stok beras nasional 44.000 ton beras," kata Wahyu Irawan, saat menghadiri acara Integrated Farming Berbasis Korporasi dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, di Desa Dibal Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, Jumat.

Wahyu Irawan menjelaskan jumlah pendudukan di Boyolali sekitar 1 juta jiwa dengan mata pencarian sektor pertanian lebih dari 30 persen. Komoditas unggulan di Boyolali antara lain padi, jagung, pepaya, bawang merah, cabai, kencur, jahe, dan susu sapi yang menjadi ikon daerah ini.

"Pemkab Boyolali dengan penyediaan infrastruktur yang layak dan pembangunan sektor pertanian dilakukan secara bersinergi," kata Irawan.

Oleh Karena Itu, Pemkab Boyolali berkomitmen untuk melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan menerbitkan Perda No.17/2016 sebagai bentuk komitmennya menjadikan Boyolali sebagai salah satu lumbung padi nasional.

Boyolali saat ini memasuki musim tanam II yang diperkirakan mampu menanam tanaman padi sekitar 10.000 hektare, dan realisasinya sudah ada lahan seluas mencapai 15.000 ha.

Selain itu, lanjut Irawan perlu dilaporkan di Boyolali pada Januari dan Pebruari 2021, ada serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman padi dengan lahan seluas 240 ha. Antara lain hama penggerek batang 13 ha, serangan hama tikus 178 ha, dan wereng batang cokelat seluas 2 ha.

Dengan kehadiran Bapak Mentan dalam Gerakan OPT di Boyolali diharapkan menjadi semangat para petani untuk bisa mengatasi dan membasmi tanaman tersebut.

Baca juga: Akademisi sebut petani bisa mulai siapkan benih kedelai saat pancaroba

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam kesempatan itu, berharap lahan tanaman padi seluas 49.000 ha di Boyolali harus terus kontrol. Apalagi pada masa pendemi semuanya kondisi melemah. Yang bisa menghadapi tantangan dunia saat ini, salah satunya vaksin yang baik, tetapi yang utama adalah makanan.

"Kami berharap Boyolali harus menjadi penggerak utama agar daerah-daerah lain di Indonesia bergerak lebih bagus lagi. Salah satu caranya dengan memperkuat tanaman dan jangan dibiarkan lahan menganggur lebih dari 11 hari," kata Mentan.

Jika ditunda pertanaman akan membuang uang yang seharusnya diperoleh oleh petani. Boyolali ada tanam tiga kali musim setahun padi, padi, dan jagung yang irigasi teknis.

Mentan dalam kunjunganya di Desa Dibal Boyolali juga sempat memimpin gerakan pengendalian hama Wereng Batang Cokelat (WBC) dengan melakukan penyeprotan bersama Wabup Boyolali dan petani setempat, juga menanam tanaman bibit kelapa di lokasi desa setempat. 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024