Pekalongan (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengatakan hujan deras yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini menyebabkan sebanyak 267 hektare sawah terdampak banjir.
"Kendati demikian, bencana ini belum sampai merugikan para petani karena air cepat meresap sehingga tidak sampai menimbulkan tanaman padi rusak," kata Kepala Seksi Produksi Pertanian Dinperpa Kota Pekalongan Muhammad Sobirin di Pekalongan, Sabtu.
Menurut dia, posisi lahan pertanian di daerah ini lebih rendah dari jalan sehingga ketika banjir tidak sampai menimbulkan genangan berhari-hari karena air cepat meresap.
"Banjir yang melanda daerah yang sudah beberapa hari ini tidak sampai merusak tanaman pertanian karena air cepat meresap," katanya.
Sebanyak 267 hektare yang terdampak banjit tersebut yaitu 57 hektare di Kecamatan Pekalongan Barat, 50 ha (Kecamatan Utara), 73 ha (Pekalongan Timur), dan 88 hektare di Kecamatan Pekalongan Selatan.
Ia mengatakan semestinya para petani memasuki musim tanam padi tetapi dengan kondisi curah hujan yang relatif cukup besar maka mereka menunda bercocok tanam.
"Februari 2021 ini seharusnya waktu penanaman. Akan tetapi di setiap lokasi berbeda, ada yang pembibitan, penyemaian, penanaman, dan lainnya," katanya.
Sobirin mengatakan pihaknya sedang menugaskan tim lapangan untuk memantau banjir dan melakukan pendataan.
"Hal ini sekaligus sebagai antisipasi cuaca ekstrem yang mungkin dapat membuat lahan sawah terendam banjir lagi," katanya.
Baca juga: 328 hektare sawah di Cawas, Klaten terdampak banjir
Baca juga: Klaim asuransi sawah puso Kabupaten Kudus capai Rp587,93 juta
"Kendati demikian, bencana ini belum sampai merugikan para petani karena air cepat meresap sehingga tidak sampai menimbulkan tanaman padi rusak," kata Kepala Seksi Produksi Pertanian Dinperpa Kota Pekalongan Muhammad Sobirin di Pekalongan, Sabtu.
Menurut dia, posisi lahan pertanian di daerah ini lebih rendah dari jalan sehingga ketika banjir tidak sampai menimbulkan genangan berhari-hari karena air cepat meresap.
"Banjir yang melanda daerah yang sudah beberapa hari ini tidak sampai merusak tanaman pertanian karena air cepat meresap," katanya.
Sebanyak 267 hektare yang terdampak banjit tersebut yaitu 57 hektare di Kecamatan Pekalongan Barat, 50 ha (Kecamatan Utara), 73 ha (Pekalongan Timur), dan 88 hektare di Kecamatan Pekalongan Selatan.
Ia mengatakan semestinya para petani memasuki musim tanam padi tetapi dengan kondisi curah hujan yang relatif cukup besar maka mereka menunda bercocok tanam.
"Februari 2021 ini seharusnya waktu penanaman. Akan tetapi di setiap lokasi berbeda, ada yang pembibitan, penyemaian, penanaman, dan lainnya," katanya.
Sobirin mengatakan pihaknya sedang menugaskan tim lapangan untuk memantau banjir dan melakukan pendataan.
"Hal ini sekaligus sebagai antisipasi cuaca ekstrem yang mungkin dapat membuat lahan sawah terendam banjir lagi," katanya.
Baca juga: 328 hektare sawah di Cawas, Klaten terdampak banjir
Baca juga: Klaim asuransi sawah puso Kabupaten Kudus capai Rp587,93 juta