Purwokerto (ANTARA) - Sebagian nelayan di pesisir selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mulai melaut setelah libur selama beberapa pekan akibat cuaca ekstrem, kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap Sarjono.

"Sebagian sudah mulai berangkat melaut. Mungkin sekitar 30-40 persen nelayan sudah mulai melaut," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.

Ia mengatakan hal itu dilakukan setelah beberapa nelayan mencoba berangkat melaut dan hasil tangkapannya tergolong bagus, sehingga nelayan lainnya ikut melaut.

Baca juga: Waspadai potensi cuaca ekstrem di Jateng selatan sepekan ke depan

Menurut dia, hasil tangkapan nelayan tersebut berupa ikan layur dan bagi yang beruntung bisa pulang dengan membawa hasil hingga 200 kilogram.

Akan tetapi bagi nelayan yang tidak beruntung, kata dia, pulang melaut hanya membawa hasil tangkapan 30-50 kilogram ikan layur.

"Tergantung pada posisinya. Kalau posisinya (lokasi saat menebar jaring) tidak tepat, otomatis hasilnya berkurang," katanya.

Terkait dengan harga ikan layur, Sarjono mengatakan hal itu tergantung pada ukuran ikannya dan saat sekarang tergolong tinggi karena mencapai kisaran Rp12.000 per kilogram hingga Rp38.000 per kilogram.

Kendati demikian, dia mengimbau nelayan yang berangkat melaut untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi karena saat sekarang masih berlangsung musim angin baratan.

"Angin barat ini datangnya secara tiba-tiba, terus membawa gelombang (tinggi), apalagi kalau ada hujannya," katanya.

Baca juga: Cuaca ekstrem diprakirakan masih berpotensi di Jateng selatan hingga 25 Februari
 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024