Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga di wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem dalam satu pekan ke depan.
"Berdasarkan peringatan dini yang dirilis BMKG, cuaca ektrem berpotensi terjadi pada tanggal 10-16 Februari 2021," kata analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendy Krisnawan di Cilacap, Rabu.
Ia mengatakan potensi cuaca ekstrem itu disebabkan wilayah Jateng secara umum saat sekarang sedang berada pada puncak musim hujan.
Baca juga: BMKG prakirakan Banten, Jakarta, Jabar dan Jateng kategori siaga potensi banjir
Selain itu, kata dia, analisis BMKG menunjukkan bahwa kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk Jateng.
Menurut dia, hal itu disebabkan oleh munculnya pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia dan munculnya sirkulasi siklonik di sekitar wilayah utara Indonesia, sehingga memengaruhi pola arah dan kecepatan angin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Indonesia.
"Kondisi labilitas atmosfer yang kuat di sebagian wilayah Indonesia juga dapat turut berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan awan hujan dalam skala lokal. Fenomena global berupa La Nina moderat juga masih memengaruhi kondisi cuaca di Indonesia," katanya.
Terkait dengan prakiraan cuaca ekstrem tersebut, Rendi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang beserta dampak yang ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Baca juga: BMKG: Cuaca ekstrem di Jateng sampai Maret 2021
"Berdasarkan peringatan dini yang dirilis BMKG, cuaca ektrem berpotensi terjadi pada tanggal 10-16 Februari 2021," kata analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendy Krisnawan di Cilacap, Rabu.
Ia mengatakan potensi cuaca ekstrem itu disebabkan wilayah Jateng secara umum saat sekarang sedang berada pada puncak musim hujan.
Baca juga: BMKG prakirakan Banten, Jakarta, Jabar dan Jateng kategori siaga potensi banjir
Selain itu, kata dia, analisis BMKG menunjukkan bahwa kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk Jateng.
Menurut dia, hal itu disebabkan oleh munculnya pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia dan munculnya sirkulasi siklonik di sekitar wilayah utara Indonesia, sehingga memengaruhi pola arah dan kecepatan angin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Indonesia.
"Kondisi labilitas atmosfer yang kuat di sebagian wilayah Indonesia juga dapat turut berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan awan hujan dalam skala lokal. Fenomena global berupa La Nina moderat juga masih memengaruhi kondisi cuaca di Indonesia," katanya.
Terkait dengan prakiraan cuaca ekstrem tersebut, Rendi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang beserta dampak yang ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Baca juga: BMKG: Cuaca ekstrem di Jateng sampai Maret 2021