Pati (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berharap pemerintah pusat menyelesaikan hingga tuntas normalisasi Sungai Juwana dari hulu hingga hilir agar mampu menampung air dari 26 anak sungai tanpa menimbulkan dampak banjir yang bisa merugikan petani.
"Jika setiap tahun terus terjadi banjir, tentunya masyarakat yang bekerja di sektor pertanian maupun infrastruktur di Kabupaten Pati sangat berdampak. Saat ini saja sudah ada 680 hektare tanaman padi yang terdampak banjir," kata Bupati Pati Haryanto di sela-sela menyerahkan bantuan bencana alam di Desa Babalan, Kecamatan Gabus, di Pati, Senin.
Ratusan hektare tanaman padi tersebut, kata dia, sudah siap panen sehingga ketika tergenang lama tentunya menjadi puso.
Ia mencatat jumlah desa yang masih terdampak banjir di Kabupaten Pati mencapai 46 desa yang tersebar di enam kecamatan, sedangkan ketinggian genangan banjir saat ini memang mengalami penurunan berkisar 10 sentimeter.
Meskipun demikian, kata dia, ketinggian genangan masih bisa berubah karena tergantung curah hujan.
Harapan masyarakat di Kabupaten Pati untuk menuntaskan permasalahan banjir, yakni dinormalisasi Sungai Juwana. Untuk itu, Pemkab Pati berharap kepada pemerintah pusat maupun Pemprov Jateng untuk bisa melakukannya.
Baca juga: Polres Banjarnegara musnahkan granat nanas di pinggir Sungai Serayu
Pemkab Pati juga sudah berkali-kali menyampaikan permasalahan tersebut ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Bahkan, Detail Engineering Design (DED) untuk proyek itu sudah disiapkan sejak dua tahun sebelumnya.
Normalisasi Sungai Juwana dianggap layak menjadi prioritas dalam program nasional karena tidak hanya menjadi kepentingan masyarakat Pati, melainkan kabupaten sekitar juga ikut mendapatkan manfaat ketika daya tampung bisa maksimal.
"Sungai Juwana di Kabupaten Pati merupakan muaranya sehingga di Kabupaten Kudus, Grobogan, dan daerah lainnya sudah lebih dahulu surut, maka Pati surutnya belakangan," ujarnya.
Warga yang mengungsi akibat banjir juga mendapatkan bantuan dari pemerintah maupun pihak swasta, baik makanan dan minum setiap hari juga mendapatkan pemenuhan sembako, termasuk warga terdampak banjir yang masih bertahan di rumah karena demi menjaga barang-barangnya di rumah.
Baca juga: Warga berharap Sungai Piji dan Dawe Kudus dinormalisasi
"Jika setiap tahun terus terjadi banjir, tentunya masyarakat yang bekerja di sektor pertanian maupun infrastruktur di Kabupaten Pati sangat berdampak. Saat ini saja sudah ada 680 hektare tanaman padi yang terdampak banjir," kata Bupati Pati Haryanto di sela-sela menyerahkan bantuan bencana alam di Desa Babalan, Kecamatan Gabus, di Pati, Senin.
Ratusan hektare tanaman padi tersebut, kata dia, sudah siap panen sehingga ketika tergenang lama tentunya menjadi puso.
Ia mencatat jumlah desa yang masih terdampak banjir di Kabupaten Pati mencapai 46 desa yang tersebar di enam kecamatan, sedangkan ketinggian genangan banjir saat ini memang mengalami penurunan berkisar 10 sentimeter.
Meskipun demikian, kata dia, ketinggian genangan masih bisa berubah karena tergantung curah hujan.
Harapan masyarakat di Kabupaten Pati untuk menuntaskan permasalahan banjir, yakni dinormalisasi Sungai Juwana. Untuk itu, Pemkab Pati berharap kepada pemerintah pusat maupun Pemprov Jateng untuk bisa melakukannya.
Baca juga: Polres Banjarnegara musnahkan granat nanas di pinggir Sungai Serayu
Pemkab Pati juga sudah berkali-kali menyampaikan permasalahan tersebut ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Bahkan, Detail Engineering Design (DED) untuk proyek itu sudah disiapkan sejak dua tahun sebelumnya.
Normalisasi Sungai Juwana dianggap layak menjadi prioritas dalam program nasional karena tidak hanya menjadi kepentingan masyarakat Pati, melainkan kabupaten sekitar juga ikut mendapatkan manfaat ketika daya tampung bisa maksimal.
"Sungai Juwana di Kabupaten Pati merupakan muaranya sehingga di Kabupaten Kudus, Grobogan, dan daerah lainnya sudah lebih dahulu surut, maka Pati surutnya belakangan," ujarnya.
Warga yang mengungsi akibat banjir juga mendapatkan bantuan dari pemerintah maupun pihak swasta, baik makanan dan minum setiap hari juga mendapatkan pemenuhan sembako, termasuk warga terdampak banjir yang masih bertahan di rumah karena demi menjaga barang-barangnya di rumah.
Baca juga: Warga berharap Sungai Piji dan Dawe Kudus dinormalisasi