Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggagas pembangunan dua embung untuk mereduksi potensi banjir yang setiap tahun sering terjadi di beberapa desa, sedangkan surutnya genangan membutuhkan waktu yang lama, kata pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo.

"Lamanya proses surutnya genangan setiap terjadi banjir disebabkan karena secara alami tanpa ada alternatif lain yang bisa mempercepat surutnya banjir tersebut," ujarnya di Kudus, Selasa.

Hal itu, kata dia, bisa dilihat dari banjir yang terjadi di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu hingga kini genanganntya belum juga surut, meskipun debit air Sungai Wulan sudah turun menjadi 300 meter kubik per detik, dibandingkan sebelumnya mencapai 800-an meter kubik per detik.

Pintu Wilalung di Kecamatan Undaan sebagai pengatur banjir juga sudah ditutup, terutama yang menuju Sungai Welahan Drain (SWD) satu dan dua yang mengalir hingga ke Desa Setrokalangan.

"Karena penyerapan genangannya secara alami, sedangkan intensitas hujan cukup tinggi akhirnya hingga kini belum juga surut," ujarnya.

Usulan pembangunan embung, di antaranya di Kecamatan Kaliwungu bisa ditempatkan di Desa Setrokalangan dan di Kecamatan Mejobo bisa di Desa Kesambi atau Temulus. Beberapa desa di dua kecamatan tersebut, selama ini tercatat menjadi langganan banjir setiap kali memasuki musim penghujan.

"Kami juga sudah berkomunikasi dengan DPRD Kudus terkait wacana tersebut. Jika ada dana pokok pikiran (Pokkir) DPRD bisa dialokasikan untuk pembangunan embung di Kecamatan Kaliwungu atau Mejobo," ujarnya.

Pemkab Kudus, kata dia, secara keuangan belum mampu membiayainya, namun wacana tersebut mendesak dilakukan karena banjir di beberapa desa di Kudus hampir terjadi setiap tahun.

Anggaran Pokkir tersebut, nantinya bisa digunakan untuk pembebasan lahan serta pembangunannya.

"Kami akan mendorongnya pada tahun anggaran 2022 karena tahun ini melalui anggaran perubahan tidak memungkinkan," ujarnya.

Pemkab Kudus juga akan menjajaki usulan kepada Pemerintah Pusat untuk membantu pembangunan dua embung di Kabupaten Kudus sebagai upaya mengurangi potensi banjir serta untuk mengatasi kesulitan air pada musim kemarau.

Upaya lain untuk antisipasi banjir, yakni dengan membentuk tim pemantau tanggul dan talud agar tidak semata-mata menggantungkan pihak Balai Besar Wilayah Pemali Juana (BBWS) karena saat ini saja banyak tanah tanggung yang sliding akibat lubang tikus sehingga berpotensi mengakibatkan abrasi.

Ketika ditemukan tanggul atau talud yang bocor saat musim hujan, maka perlu ditandai sehingga ketika musim kemarau bisa segera diperbaiki untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. 
 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024