Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta mendukung kebijakan "Jateng di Rumah Saja" untuk menekan angka penyebaran COVID-19 di masyarakat.
"Mari bersama-sama coba dua hari di rumah, kita lihat Senin hasil swab-nya seperti apa. Apalagi sekarang kan klasternya klaster keluarga," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Selasa.
Ia mengatakan sejauh ini memang belum ada surat edaran (SE) terkait dengan kebijakan tersebut. Meski sempat tidak setuju dengan kebijakan tersebut karena khawatir akan berdampak buruk bagi sektor ekonomi, Pemkot Surakarta akhirnya menyetujui.
Baca juga: Ganjar: "Jateng di Rumah Saja" bakal dilaksanakan akhir pekan ini
Baca juga: Pemerintah Cilacap sosialisasikan "Gerakan Jateng di Rumah Saja"
"Ya dicoba dulu, saya sampaikan buat kebijakan podo-podo ora penak sisan (tidak enak sekalian). Sabtu-Minggu besok sudah dimulai mestinya. Tim Cipta Kondisi harus betul-betul kerja keras," katanya.
Menurut dia, dari sektor ekonomi kebijakan tersebut tentu akan berdampak pada tidak beroperasinya pusat-pusat ekonomi dan bisnis.
"Termasuk mal, kalau begini sekalian saja. Pencegahan tegas, perekonomian berhenti. Kalau di rumah kan mestinya tutup semua, termasuk pasar tradisional, berlangsung 48 jam," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, selama dua hari tersebut Tim Cipta Kondisi, termasuk di dalamnya TNI/Polri dan Satpol PP, harus benar-benar memastikan masyarakat menaati aturan tersebut. Ia juga meminta kepada masyarakat agar kooperatif untuk menjalankannya.
"Jangan sampai nanti kalau ada yang terperangkap (terkena operasi), jadi marah, jadi polemik, karena penambahan (jumlah kasus COVID-19) ini tidak ada tawar-menawar lagi. Kalau penambahan terus lama-lama kita kehabisan rumah sakit," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini yang menjadi cadangan sebagai rumah sakit darurat COVID-19 yang sudah disiapkan Pemkot Surakarta, yaitu Solo Technopark dan Ndalem Joyokusuman.
Baca juga: Kendalikan COVID-19, Bupati Banyumas dukung gerakan "Jateng di Rumah Saja"
"Mari bersama-sama coba dua hari di rumah, kita lihat Senin hasil swab-nya seperti apa. Apalagi sekarang kan klasternya klaster keluarga," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Selasa.
Ia mengatakan sejauh ini memang belum ada surat edaran (SE) terkait dengan kebijakan tersebut. Meski sempat tidak setuju dengan kebijakan tersebut karena khawatir akan berdampak buruk bagi sektor ekonomi, Pemkot Surakarta akhirnya menyetujui.
Baca juga: Ganjar: "Jateng di Rumah Saja" bakal dilaksanakan akhir pekan ini
Baca juga: Pemerintah Cilacap sosialisasikan "Gerakan Jateng di Rumah Saja"
"Ya dicoba dulu, saya sampaikan buat kebijakan podo-podo ora penak sisan (tidak enak sekalian). Sabtu-Minggu besok sudah dimulai mestinya. Tim Cipta Kondisi harus betul-betul kerja keras," katanya.
Menurut dia, dari sektor ekonomi kebijakan tersebut tentu akan berdampak pada tidak beroperasinya pusat-pusat ekonomi dan bisnis.
"Termasuk mal, kalau begini sekalian saja. Pencegahan tegas, perekonomian berhenti. Kalau di rumah kan mestinya tutup semua, termasuk pasar tradisional, berlangsung 48 jam," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, selama dua hari tersebut Tim Cipta Kondisi, termasuk di dalamnya TNI/Polri dan Satpol PP, harus benar-benar memastikan masyarakat menaati aturan tersebut. Ia juga meminta kepada masyarakat agar kooperatif untuk menjalankannya.
"Jangan sampai nanti kalau ada yang terperangkap (terkena operasi), jadi marah, jadi polemik, karena penambahan (jumlah kasus COVID-19) ini tidak ada tawar-menawar lagi. Kalau penambahan terus lama-lama kita kehabisan rumah sakit," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini yang menjadi cadangan sebagai rumah sakit darurat COVID-19 yang sudah disiapkan Pemkot Surakarta, yaitu Solo Technopark dan Ndalem Joyokusuman.
Baca juga: Kendalikan COVID-19, Bupati Banyumas dukung gerakan "Jateng di Rumah Saja"