Kudus (ANTARA) - PT Pertamina menegaskan bahwa elpiji ukuran 3 kilogram hanya untuk warga miskin, sedangkan warga mampu menggunakan elpiji nonsubsidi karena sudah tersedia di pasaran dari ukuran besar hingga kecil.
"Dalam rangka memastikan penyaluran elpiji 3 kilogram tepat sasaran, kami bersama Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) akan terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat," kata Senior Supervisor Communication and Relations Pertamina Communications and Relations Pertamina Jawa Bagian Tengah Arya Yusa Dwicandra ketika dihubungi di Kudus, Jumat.
Terkait dengan alokasi elpiji 3 kg untuk Kudus, Arya menyebutkan bahwa selama 2020 ada kenaikan konsumsi. Hal ini terlihat dari data penyaluran PT Pertamina pada bulan Desember 2020 permintaannya mencapai 2.500 metric ton (MT) atau sekitar 830.000 tabung per bulannya.
Sementara permintaan rata-rata pada bulan sebelumnya antara 2.100-2.200 MT atau per bulan 700.000 hingga 750.000 tabung per hari. Kondisi tersebut tentunya akan melebihi jumlah kuota yang telah ditetapkan pemerintah.
Pengurus Hiswana Migas Kudus David Budi Agung menambahkan sejauh ini tidak ada kelangkaan elpiji karena hampir setiap desa sudah tersedia minimal satu pangkalan elpiji 3 kg.
Bahkan, sekarang ini diperbanyak ke daerah terpencil agar merata sehingga masyarakat lebih mudah mencari komoditas bersubsidi tersebut.
Baca juga: Pemkab Kudus pastikan stok elpiji 3 kg aman
Baca juga: Pertamina pastikan penyaluran elpiji 3 kg tak berlebihan
"Dalam rangka memastikan penyaluran elpiji 3 kilogram tepat sasaran, kami bersama Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) akan terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat," kata Senior Supervisor Communication and Relations Pertamina Communications and Relations Pertamina Jawa Bagian Tengah Arya Yusa Dwicandra ketika dihubungi di Kudus, Jumat.
Terkait dengan alokasi elpiji 3 kg untuk Kudus, Arya menyebutkan bahwa selama 2020 ada kenaikan konsumsi. Hal ini terlihat dari data penyaluran PT Pertamina pada bulan Desember 2020 permintaannya mencapai 2.500 metric ton (MT) atau sekitar 830.000 tabung per bulannya.
Sementara permintaan rata-rata pada bulan sebelumnya antara 2.100-2.200 MT atau per bulan 700.000 hingga 750.000 tabung per hari. Kondisi tersebut tentunya akan melebihi jumlah kuota yang telah ditetapkan pemerintah.
Pengurus Hiswana Migas Kudus David Budi Agung menambahkan sejauh ini tidak ada kelangkaan elpiji karena hampir setiap desa sudah tersedia minimal satu pangkalan elpiji 3 kg.
Bahkan, sekarang ini diperbanyak ke daerah terpencil agar merata sehingga masyarakat lebih mudah mencari komoditas bersubsidi tersebut.
Baca juga: Pemkab Kudus pastikan stok elpiji 3 kg aman
Baca juga: Pertamina pastikan penyaluran elpiji 3 kg tak berlebihan