Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali bakal menyiapkan Laboratorium dianogsis Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk meningkatkan pelayanan dalam penanganan kasus COVID-19 di wilayahnya.

Boyolali berupaya mempunyai laboratorium diagnosis PCR sendiri, dengan harapan dapat mengurangi antrean pemeriksaan tes usap di laboratorium rumah sakit rujukan yang ada, kata Kepala Dinkes Boyolali, dokter Ratri S.Survivalina, di Boyolali, Kamis.

"Jika Boyolali mempunyai Laboratorium PCR sendiri, sekaligus juga untuk memberikan hasil tes usap dalam penanganan COVID-19, dapat lebih cepat bagi masyarakat," kata Ratri.

Ratri mengatakan masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) masih menyebar diberbagai wilayah di Kabupaten Boyolali, dan menyasar lebih luas. Sebagian besar laboratorium untuk tes PCR atau tes usap di rumah sakit rujukan di sekitar Boyolali mengalami kepadatan yang luar biasa.

Bahkan, kata Ratri, adanya antrean pasien yang banyak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasil tes usap melalui diagnosis PCR.

Pihaknya menyikapi hal tersebut, kata dia, Dinkes Kabupaten Boyolali berupaya mengambil langkah untuk menunjang pelaksanaan diagnosis. Pihaknya dengan mempergunakan Laboratorium Kesehatan Daerah Boyolali di Jalan Ahmad Yani Boyolali untuk pelaksanaan tes PCR.

Baca juga: Tes PCR di Jawa Tengah lampaui target WHO

Menyinggung soal langkah yang akan dilakukan, pihaknya segera mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk tes PCR, sehingga laboratorium kesehatan dapat segera digunakan.

"Kami berharap laboratorium PCR dapat segera difungsikan pada Februari mendatang. Kami usahakan nanti paling lambat bulan Februari sudah bisa beroperasi," katanya.

Menurut dia, laboratorium tes PCR dengan daya tampung rata-rata sekitar 200 pemeriksaan tes usap setiap harinya. Sehingga, Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Boyolali, selain dapat digunakan untuk lokasi tes usap, juga sekaligus hasil pemeriksaan PCR.

Semantara itu, berdasarkan perkembangan data penyebaran COVID-19 yang diterima Dinkes Boyolali, hingga, Rabu (13/1) malam, menyebutkan, jumlah warga terkonfimasi positif bertambah 46 kasus sehingga akumulasi menjadi 3.612 kasus.

Pasien COVID-19 yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 143 kasus, isolasi mandiri 151 kaus, sudah dinyatakan sembuh 3.210 kasus atau sekitar 88,9 persen, dan meninggal dunia sekitar 3 persen. Sehingga, Indeks Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Boyolali masuk zona resiko sedang atau warna orange. 

Baca juga: Satgas catat uji PCR kasus COVID-19 telah mencapai 3.249.484 orang

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024