Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Achmad Husein meminta media massa untuk memberitakan hal-hal positif terkait dengan vaksinasi COVID-19 sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam menanggulangi pandemi.
"Kalau bisa ada berita-berita yang men-support pelaksanaan vaksinasi," katanya saat coffee morning bersama wartawan di pelataran parkir timur Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Menurut dia, pemerintah sudah menjamin bahwa vaksinasi itu aman, ditambah dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan vaksin COVID-19 yang ada di Indonesia adalah halal dan suci.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pemberitaan yang mendukung pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sangat diperlukan karena menyangkut kebersamaan dan keselamatan seluruh masyarakat.
"Ini menyangkut kebersamaan kita, menyangkut juga keselamatan wartawan-wartawati semuanya, kita semuanya, sehingga kita harapkan ini (vaksinasi COVID-19, red.) sukses," katanya, menegaskan.
Ia mengatakan sukses itu ditandai dengan keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan vaksinasi dengan persentase yang besar.
"Atau kalau bisa semuanya sesuai dengan jumlah vaksin yang ada di Kabupaten Banyumas," katanya.
Menurut dia, dalam beberapa waktu terakhir ada kesimpangsiuran pemberitaan terkait dengan vaksin COVID-19, sehingga dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Dalam hal ini, Bupati menyoroti pemberitaan terkait dengan pernyataan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ribka Tjiptaning yang menolak vaksin COVID-19.
"Apa yang disampaikan (Ribka Tjiptaning), saya enggak tahu itu benar atau salah. Tetapi apakah seorang Tjiptaning itu bobotnya lebih besar daripada Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo, red.), para menteri semuanya, dan para gubernur serta bupati semuanya, karena satu orang itu membikin masyarakat resah sekali," katanya.
Ia mengaku banyak menerima pertanyaan dan keresahan masyarakat terkait dengan pernyataan Ribka Tjiptaning melalui sejumlah akun media sosialnya.
Bahkan, dia memperkirakan pemberitaan tentang Ribka Tjiptaning lebih banyak dibandingkan dengan berita tentang Presiden Jokowi yang divaksin COVID-19.
"Nah, ini enggak benar sebetulnya. Oleh sebab itu, kami minta para wartawan bisa men-support program ini (vaksinasi COVID-19, red.) karena saya yakin, saya percaya betul bahwa program ini adalah program yang benar-benar akan bisa, paling tidak 80 persen mengentaskan masalah, nanti 20 persen sisanya bagaimana kita mematuhi protokol kesehatan itu dengan sebaik-baiknya," kata Bupati.
Kendati demikian, dia mengakui jika yang 20 persen itu tidak mematuhi protokol kesehatan akan berpengaruh terhadap 80 persen yang telah terlindungi melalui vaksinasi.
"Memang, vaksinasi tidak dapat menyelesaikan secara keseluruhan. Tapi ini sangat menunjang betul terhadap penyelesaian masalah COVID-19," katanya.
"Kalau bisa ada berita-berita yang men-support pelaksanaan vaksinasi," katanya saat coffee morning bersama wartawan di pelataran parkir timur Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Menurut dia, pemerintah sudah menjamin bahwa vaksinasi itu aman, ditambah dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan vaksin COVID-19 yang ada di Indonesia adalah halal dan suci.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pemberitaan yang mendukung pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sangat diperlukan karena menyangkut kebersamaan dan keselamatan seluruh masyarakat.
"Ini menyangkut kebersamaan kita, menyangkut juga keselamatan wartawan-wartawati semuanya, kita semuanya, sehingga kita harapkan ini (vaksinasi COVID-19, red.) sukses," katanya, menegaskan.
Ia mengatakan sukses itu ditandai dengan keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan vaksinasi dengan persentase yang besar.
"Atau kalau bisa semuanya sesuai dengan jumlah vaksin yang ada di Kabupaten Banyumas," katanya.
Menurut dia, dalam beberapa waktu terakhir ada kesimpangsiuran pemberitaan terkait dengan vaksin COVID-19, sehingga dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Dalam hal ini, Bupati menyoroti pemberitaan terkait dengan pernyataan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ribka Tjiptaning yang menolak vaksin COVID-19.
"Apa yang disampaikan (Ribka Tjiptaning), saya enggak tahu itu benar atau salah. Tetapi apakah seorang Tjiptaning itu bobotnya lebih besar daripada Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo, red.), para menteri semuanya, dan para gubernur serta bupati semuanya, karena satu orang itu membikin masyarakat resah sekali," katanya.
Ia mengaku banyak menerima pertanyaan dan keresahan masyarakat terkait dengan pernyataan Ribka Tjiptaning melalui sejumlah akun media sosialnya.
Bahkan, dia memperkirakan pemberitaan tentang Ribka Tjiptaning lebih banyak dibandingkan dengan berita tentang Presiden Jokowi yang divaksin COVID-19.
"Nah, ini enggak benar sebetulnya. Oleh sebab itu, kami minta para wartawan bisa men-support program ini (vaksinasi COVID-19, red.) karena saya yakin, saya percaya betul bahwa program ini adalah program yang benar-benar akan bisa, paling tidak 80 persen mengentaskan masalah, nanti 20 persen sisanya bagaimana kita mematuhi protokol kesehatan itu dengan sebaik-baiknya," kata Bupati.
Kendati demikian, dia mengakui jika yang 20 persen itu tidak mematuhi protokol kesehatan akan berpengaruh terhadap 80 persen yang telah terlindungi melalui vaksinasi.
"Memang, vaksinasi tidak dapat menyelesaikan secara keseluruhan. Tapi ini sangat menunjang betul terhadap penyelesaian masalah COVID-19," katanya.