Pekalongan (ANTARA) - Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah, sejak berdiri pada 1972 hingga saat ini telah memiliki sekitar 1.210 koleksi batik yang diperoleh dari pemberian para pengoleksi maupun pencinta batik.

Peneliti Batik Museum Batik Pekalongan Ari Dwi Prasetyo di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa kain batik yang diserahkan oleh masyarakat atau pecinta batik ke museum ini memiliki cerita atau sejarah yang saling berbeda.

"Kain batik yang diserahkan masyarakat ke museum ini bisa berasal dari neneknya yang memiliki koleksi batik lama (berusia puluhan tahun, red.) dengan tujuan agar tidak rusak," katanya.

Baca juga: Pemkot dorong Museum Batik Pekalongan tambah koleksi

Kendati demikian, kata dia, bagi masyarakat yang akan menyerahkan koleksi batiknya, museum akan melakukan prosedur atau menyesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu.

"Kami akan melihat jenis koleksinya seperti apa, kemudian dilakukan registrasi, lalu dimasukkan nomor inventaris, kondisinya seperti apa dan ada tahapan selanjutnya," kata Ari Dwi Prasetyo.

Seorang pengunjung Museum Batik Pekalongan, Musa, mengatakan bahwa dengan adanya kesadaran masyarakat menyerahkan koleksi batik ini akan dapat ikut melestarikan batik kuno agar tidak rusak.

Selama ini, kata dia, generasi muda kurang memahami kerajinan tentang batik, demikian pula jika disimpan sendiri akan rusak dan hanya diketahui oleh keluarganya sendiri.

"Oleh karena, kami sangat setuju apabila ada pencinta batik menyerahkan koleksi batiknya bisa dirawat di museum batik karena selain bisa memberikan edukasi pada generasi muda juga sebagai upaya melestarikan batik," katanya.

Baca juga: Pemerintah diminta selamatkan cagar budaya Pekalongan yang beralih fungsi
Baca juga: Pemkot Solo Segera Realisasikan Museum Batik

Pewarta : Kutnadi
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024