Boyolali (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali melakukan uji coba pembelajaran tatap muka untuk tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

"Kami pertimbangkan untuk memberi kesempatan SD dan SMP melakukan uji coba pembelajaran tata muka dalam rangka upaya mutu pendidikan dan tetap pencegahan penyebaran COVID-19," kata Kepala Disdikbud Kabupaten Boyolali, Darmanto, di Boyolali, Selasa.

Darmanto mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka rencananya pada pekan ketiga Januari 2021 untuk SD dan SMP yang wilayahnya sudah masuk daerah zona hijau penyebaran COVID-19.

Baca juga: Proses belajar mengajar perlu kontrol ketat dan pertimbangan matang

Selain itu, rencana pembelajaran tatap muka, juga dengan syarat harus mendapat izin dari pemangku wilayah, misalnya camat untuk SMP dan kepala desa setempat untuk tingkat SD serta orang tua siswa.

"Kami masih melakukan pembahasan untuk mempersiapkan uji coba pembelajaran tatap muka di tengah pendemi COVID saat ini. Jika kegiatan sudah pasti bakal dikeluarkan surat edaran (SE) Disdikbud soal kegiatan itu," kata Darmanto.

Kendati demikian, Darmanto berharap mudah-mudah kondisi pandemi COVID-19 di Boyolali semakin baik sehingga pembelajaran tatap muka bisa dimulai pekan depan bulan ini.

"Kami kini sedang konsultasikan dengan Sekda Pemkab Boyolali Masruri, yang juga selaku Ketua Satgas Pencegahan COVID-19 Boyolali. Kami juga belum bisa memprediksi berapa jumlah sekolah yang melakukan uji coba ini, karena terkait zona resiko COVID-19," katanya.

Baca juga: Temanggung belum buka pembelajaran tatap muka di sekolah pada Januari 2021

Menurut Sekda Pemkab Boyolali Masruri, rencana pembelajaran tatap muka untuk siswa SD dan SMP, Disdikbud baru menyiapkan teknisnya. Disdikbud akan melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muda di daerah zona hijau atau aman COVID-19.

"Uji coba pembelajaran tatap muka hanya dilaksanakan di desa masuk zona hijau atau aman COVID-19 saja atau dengan melihat perkembangan terkini penyebaran virus corona," kata Masruri.

Kendati demikian, Masruri meminta masyarakat penerapan praktik 3T (Tracing, Testing, Treatment) sama pentingnya dengan penerapan perilaku 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak). Kedua hal ini, upaya untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024