Purwokerto, Jateng (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Dr Wisnu Widjanarko mengatakan kasih sayang ibu merupakan pemberi semangat bagi seluruh anggota keluarga di tengah masa pandemi COVID-19.
"Kasih sayang ibu merupakan penyemangat bagi seluruh anggota keluarga di tengah pandemi, kasih sayang ibu juga hadir dengan cara mengingatkan anggota keluarganya untuk mematuhi protokol kesehatan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.
Wisnu yang merupakan dosen komunikasi keluarga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman itu menambahkan ibu merupakan garda terdepan dalam upaya perlindungan keluarga di masa pandemi.
"Ibu hakikatnya adalah perempuan yang luar biasa, karena seorang ibu sesungguhnya menjadi inspirator dan garda penjaga serta pelindung keluarga dalam situasi yang tidak mudah seperti pandemi sekarang ini, mulai dari mengingatkan protokol kesehatan, membersamai anak dalam proses belajar di rumah, hingga menyertai anggota keluarga untuk tidak merasa bosan berada di rumah," katanya.
Semua hal itu, kata dia, merupakan wujud peran strategis yang dilakukan seorang ibu dengan semangat untuk mengupayakan keselamatan keluarganya.
Dia juga menambahkan bahwa pada masa pandemi ini pola komunikasi yang perlu dibangun seorang ibu kepada anaknya adalah dengan memperbanyak waktu untuk berdialog dan kesediaan untuk mengalokasikan waktu yang dimiliki untuk keluarga.
"Pada momen seperti ini setiap anggota keluarga berkesempatan untuk berinteraksi, saling berbagi cerita, menyampaikan isi hati, pikiran dan juga perasaan satu sama lain, sehingga seluruh anggota keluarga akan ternaungi, terayomi dan tidak kelelahan secara emosional menghadapi situasi pandemi ini," katanya.
Hal itu, kata dia, dapat dilakukan dengan membuat waktu khusus untuk berkumpul keluarga, dengan cara yang sederhana tapi berarti, seperti makan bersama, menonton televisi bersama, menemani anak belajar dan lain sebagainya.
Ia menambahkan bahwa peringatan Hari Ibu setiap 22 Desember merupakan momentum yang tepat untuk mengoptimalkan peran ibu dalam pembentukan karakter anak.
"Ibu adalah ruh dari pembentukan karakter anak. Melalui keteladanan dalam tutur dan laku sikap, maka ibu akan menginspirasi anak untuk menjadi pribadi yang rendah hati, tangguh dalam menghadapi gelombang kehidupan dan juga peka terhadap keadaan sekitar," katanya.
Dia mengatakan dengan adanya keteladanan seorang ibu maka akan selalu memberi makna dalam setiap kehadirannya bagi si buah hati
"Yang paling penting pada saat ini adalah ibu perlu menjadi teladan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat agar dapat dicontoh oleh anak-anaknya, karena keteladanan dan contoh nyata akan lebih efektif dibanding dengan sebuah nasihat," katanya.
Selain itu, peringatan Hari Ibu merupakan momentum yang tepat untuk rutin mengajak anak berdialog guna menciptakan komunikasi efektif dan makin mendekatkan hubungan antara ayah, ibu dan anak-anaknya.
"Pada masa pandemi seperti sekarang ini dialog antara orang tua dan anak perlu makin diintensifkan," demikian Wisnu Widjanarko.
"Kasih sayang ibu merupakan penyemangat bagi seluruh anggota keluarga di tengah pandemi, kasih sayang ibu juga hadir dengan cara mengingatkan anggota keluarganya untuk mematuhi protokol kesehatan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.
Wisnu yang merupakan dosen komunikasi keluarga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman itu menambahkan ibu merupakan garda terdepan dalam upaya perlindungan keluarga di masa pandemi.
"Ibu hakikatnya adalah perempuan yang luar biasa, karena seorang ibu sesungguhnya menjadi inspirator dan garda penjaga serta pelindung keluarga dalam situasi yang tidak mudah seperti pandemi sekarang ini, mulai dari mengingatkan protokol kesehatan, membersamai anak dalam proses belajar di rumah, hingga menyertai anggota keluarga untuk tidak merasa bosan berada di rumah," katanya.
Semua hal itu, kata dia, merupakan wujud peran strategis yang dilakukan seorang ibu dengan semangat untuk mengupayakan keselamatan keluarganya.
Dia juga menambahkan bahwa pada masa pandemi ini pola komunikasi yang perlu dibangun seorang ibu kepada anaknya adalah dengan memperbanyak waktu untuk berdialog dan kesediaan untuk mengalokasikan waktu yang dimiliki untuk keluarga.
"Pada momen seperti ini setiap anggota keluarga berkesempatan untuk berinteraksi, saling berbagi cerita, menyampaikan isi hati, pikiran dan juga perasaan satu sama lain, sehingga seluruh anggota keluarga akan ternaungi, terayomi dan tidak kelelahan secara emosional menghadapi situasi pandemi ini," katanya.
Hal itu, kata dia, dapat dilakukan dengan membuat waktu khusus untuk berkumpul keluarga, dengan cara yang sederhana tapi berarti, seperti makan bersama, menonton televisi bersama, menemani anak belajar dan lain sebagainya.
Ia menambahkan bahwa peringatan Hari Ibu setiap 22 Desember merupakan momentum yang tepat untuk mengoptimalkan peran ibu dalam pembentukan karakter anak.
"Ibu adalah ruh dari pembentukan karakter anak. Melalui keteladanan dalam tutur dan laku sikap, maka ibu akan menginspirasi anak untuk menjadi pribadi yang rendah hati, tangguh dalam menghadapi gelombang kehidupan dan juga peka terhadap keadaan sekitar," katanya.
Dia mengatakan dengan adanya keteladanan seorang ibu maka akan selalu memberi makna dalam setiap kehadirannya bagi si buah hati
"Yang paling penting pada saat ini adalah ibu perlu menjadi teladan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat agar dapat dicontoh oleh anak-anaknya, karena keteladanan dan contoh nyata akan lebih efektif dibanding dengan sebuah nasihat," katanya.
Selain itu, peringatan Hari Ibu merupakan momentum yang tepat untuk rutin mengajak anak berdialog guna menciptakan komunikasi efektif dan makin mendekatkan hubungan antara ayah, ibu dan anak-anaknya.
"Pada masa pandemi seperti sekarang ini dialog antara orang tua dan anak perlu makin diintensifkan," demikian Wisnu Widjanarko.