Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah menyebutkan jumlah kasus positif COVID-19 di wilayah itu bertambah 39 kasus sehingga akumulasinya menjadi 2.071 orang
Kepala Dinkes Boyolali, dokter Ratri S Survivalina di Boyolali, Selasa, mengatakan kasus COVID-19 selama dua hari terus bertambah, yakni pada Minggu (29/11) ada 33 kasus dan Senin (30/11) 39 kasus, sehingga secara akumulasi menjadi 2.071 kasus.
Menurut Ratri S Survivalina, dari jumlah tersebut yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 203 kasus, isolasi mandiri 372 kasus, sudah dinyatakan sembuh ada 1.428 kasus, dan meninggal dunia sebanyak 68 kasus.
Baca juga: Anies Baswedan positif COVID-19
Jumlah warga Boyolali yang sudah dinyatakan sembuh COVID-19 cukup tinggi yakni 1.428 kasus atau sekitar 69 persen dan yang meninggal dunia 68 kasus atau 3,3 persen.
"Bertambahnya 39 kasus COVID-19 mayoritas warga yang mempunyai kontak erat dengan pasien kasus sebelumnya. Namun, mereka masuk orang tanpa gejala sehingga dilakukan isolasi mandiri," kata Ratri.
Kendati demikian, Ratri meminta dengan cukup tingginya kasus COVID-19 yang sembuh tersebut, masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di wilayahnya.
Apalagi mendekati musim liburan Natal dan Tahun Baru 2021, Ratri meminta tetap memakai masker jika keluar rumah, hindari kerumunan, dan sering mencuci tangan dengan sabun.
"Hal ini, saya nilai cukup efektif mengurangi penularan penyebaran COVID-19 di Boyolali," kata Ratri.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat meningkatkan program "Jogo Tonggo" juga sangat efektif untuk selalu mengingatkan dan memantau tetangga sendiri agar terhindar dari menularan COVID-19.
Bahkan, pihaknya mengimbau masyarakat juga jangan meremehkan memakai masker dan tetap menjaga pola hidup bersih seperti program gerakan masyarakat (Germas) cukup efektif mengurangi penularan COVID-19.
Baca juga: Antisipasi libur panjang, anggota DPR minta satgas persiapkan posko COVID-19
Baca juga: Bupati Purbalingga minta masyarakat tak berkerumun
Kepala Dinkes Boyolali, dokter Ratri S Survivalina di Boyolali, Selasa, mengatakan kasus COVID-19 selama dua hari terus bertambah, yakni pada Minggu (29/11) ada 33 kasus dan Senin (30/11) 39 kasus, sehingga secara akumulasi menjadi 2.071 kasus.
Menurut Ratri S Survivalina, dari jumlah tersebut yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 203 kasus, isolasi mandiri 372 kasus, sudah dinyatakan sembuh ada 1.428 kasus, dan meninggal dunia sebanyak 68 kasus.
Baca juga: Anies Baswedan positif COVID-19
Jumlah warga Boyolali yang sudah dinyatakan sembuh COVID-19 cukup tinggi yakni 1.428 kasus atau sekitar 69 persen dan yang meninggal dunia 68 kasus atau 3,3 persen.
"Bertambahnya 39 kasus COVID-19 mayoritas warga yang mempunyai kontak erat dengan pasien kasus sebelumnya. Namun, mereka masuk orang tanpa gejala sehingga dilakukan isolasi mandiri," kata Ratri.
Kendati demikian, Ratri meminta dengan cukup tingginya kasus COVID-19 yang sembuh tersebut, masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di wilayahnya.
Apalagi mendekati musim liburan Natal dan Tahun Baru 2021, Ratri meminta tetap memakai masker jika keluar rumah, hindari kerumunan, dan sering mencuci tangan dengan sabun.
"Hal ini, saya nilai cukup efektif mengurangi penularan penyebaran COVID-19 di Boyolali," kata Ratri.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat meningkatkan program "Jogo Tonggo" juga sangat efektif untuk selalu mengingatkan dan memantau tetangga sendiri agar terhindar dari menularan COVID-19.
Bahkan, pihaknya mengimbau masyarakat juga jangan meremehkan memakai masker dan tetap menjaga pola hidup bersih seperti program gerakan masyarakat (Germas) cukup efektif mengurangi penularan COVID-19.
Baca juga: Antisipasi libur panjang, anggota DPR minta satgas persiapkan posko COVID-19
Baca juga: Bupati Purbalingga minta masyarakat tak berkerumun