Cilacap (ANTARA) - Sejumlah tenaga ahli dari Kantor Staf Presiden (KSP) mengunjungi Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah, untuk meninjau perkembangan proyek strategis nasional Refinery Development Master Plan (RDMP) dan kesiapan biorefinery di kilang terbesar se-Indonesia itu.

Rombongan tenaga ahli dari KSP tersebut diterima Vice President (VP) Strategic Planning PT Kilang Pertamina International Suprayitno, General Manager (GM) Pertamina RU IV Joko Pranoto, dan Project Coordinator RDMP RU IV Cilacap Ari Dwikoranto di Gedung Patra Graha, Cilacap, Selasa (24/11).

Rombongan tersebut terdiri atas Tenaga Ahli Utama Kedeputian I KSP Trijoko Solehoedin yang didampingi tiga orang Tenaga Ahli Madya dan Muda Kedeputian I, yakni Ahmad Agus Setiawan, Ferdy Alfarizka Putra, serta Dara Andhika Permatahati. 

Selain meninjau langsung proyek RDMP yang dalam tahap penyiapan lahan dan penuntasan pekerjaan dalam "early work", para tamu mengikuti pemaparan tentang milestone pengembangan biorefinery pada beberapa kilang milik Pertamina yang dipresentasikan GM Pertamina RU IV Joko Pranoto.

Baca juga: VP Reability PT KPI pastikan keandalan kilang Pertamina Cilacap

Dalam kesempatan tersebut, Joko mengatakan kilang-kilang yang mengembangkan biorefinery itu terdiri atas Dumai, Plaju, dan Cilacap dengan progres tahap uji coba green gasoline ke-1 "co-processing" pada masing-masing kilang, hingga ada yang berhasil sampai tahap injeksi 100 persen Refined, Bleached, and Deodorized Palm Oil (RBDPO) serta tahap sosialisasi Produk D-100.

Menurut dia, strategi Pertamina dan dukungan pemerintah dalam keberhasilan proyek biorefinery kolaborasi dengan produsen Crude Palm Oil (CPO) eksisting untuk memenuhi kebutuhan 1 juta ton per tahun selama 20 tahun. 

"Saat ini, sudah pada tahap studi skema kerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN), termasuk penentuan formula perhitungan insentif yang dilakukan bersama Pertamina, EBTKE, Kemenkeu, Kemenristek, dan ITB," katanya.

Dia mengatakan hal itu sebagai pemenuhan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Bio-Oil) Sebagai Bahan Bakar Lain.

Sementara itu, Project Coordinator RDMP RU IV Cilacap Ari Dwikoranto mengatakan progres fisik pekerjaan proyek RDMP sudah mencapai 50,51 persen pada bulan Oktober 2020.

"Tahapan ini adalah penuntasan pekerjaan dalam 'early work' fase ke-2," katanya. 

Melalui megaproyek kilang minyak dan petrokimia, kata dia, Pertamina terus berupaya menggerakkan langkah untuk menciptakan kemandirian energi Indonesia. 

Lebih lanjut, dia mengatakan tingkat kebutuhan pekerjaan "early work" RDMP RU IV Cilacap, baik barang maupun jasa, 85 persen melibatkan produk lokal dan nasional.

“Mulai dari peralatan girder, piling, dan lain-lain hampir seluruhnya produk dalam negeri, termasuk untuk manajemen konstruksi, perekayasaan, dan inspeksi atau "quality control", 100 persen semuanya dikerjakan oleh tenaga lokal dan perusahaan nasional Indonesia," katanya menegaskan. 

Rangkaian kunjungan tenaga ahli dari KSP itu diakhiri dengan peninjauan lokasi proyek RDMP dan kilang Pertamina Cilacap.

Baca juga: Pertamina Cilacap targetkan uji coba produksi Green Diesel pada akhir November
Baca juga: Produksi Pertamax di kilang RFCC Pertamina Cilacap meningkat

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024