Pati (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, untuk sementara masih memfokuskan penanganan penyakit virus corona (COVID-19) pada klaster lingkungan pendidikan baik formal maupun nonformal, gereja, serta pasar tradisional agar bisa keluar dari zona merah.
"Antisipasi penanganan penyebaran COVID-19 di sejumlah klaster tersebut sudah kami rapatkan bersama Tim Penanganan Satgas COVID-19," kata Bupati Pati Haryanto pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2020 secara virtual tingkat nasional di Pati, Kamis.
Ia optimistis jika penanganan yang difokuskan pada sejumlah klaster tersebut dapat tertangani dengan baik, maka grafik kasus COVID-19 di Kabupaten Pati bisa ditekan.
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengapresiasi kinerja direktur dan tenaga medis di semua rumah sakit baik negeri maupun swasta karena kerja keras mereka dapat menangani masyarakat yang terkena COVID-19.
Keberadaan Laboratorium Biomolekuler untuk menguji spesimen usap atau swab untuk diagnosis COVID-19, kata dia, akan dimaksimalkan dengan memperbanyak pengujian spesimen agar bisa memutus mata rantai penularannya.
"Anggaran yang begitu besar digelontorkan untuk pembangunan laboratorium setidaknya tidak sia-sia dan dapat dipergunakan semaksimal mungkin," ujarnya.
Adanya peringatan HKN, kata dia, juga bisa dimanfaatkan untuk mengingatkan kembali masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan, khususnya di tengah pandemi COVID-19.
Di tengah masa tatanan kehidupan baru seperti sekarang, kata dia, justru masyarakat semakin lama semakin menyepelekan COVID-19 sehingga dampaknya tidak hanya terhadap masyarakat, melainkan terhadap tugas para dokter dan tenaga medis yang makin berat.
Baca juga: SMAN 1 Polokarto Sukoharjo jadi klaster baru COVID-19
Baca juga: Cegah klaster baru, peserta bimtek Kemenpar di Kudus wajib tes COVID-19
"Antisipasi penanganan penyebaran COVID-19 di sejumlah klaster tersebut sudah kami rapatkan bersama Tim Penanganan Satgas COVID-19," kata Bupati Pati Haryanto pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2020 secara virtual tingkat nasional di Pati, Kamis.
Ia optimistis jika penanganan yang difokuskan pada sejumlah klaster tersebut dapat tertangani dengan baik, maka grafik kasus COVID-19 di Kabupaten Pati bisa ditekan.
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengapresiasi kinerja direktur dan tenaga medis di semua rumah sakit baik negeri maupun swasta karena kerja keras mereka dapat menangani masyarakat yang terkena COVID-19.
Keberadaan Laboratorium Biomolekuler untuk menguji spesimen usap atau swab untuk diagnosis COVID-19, kata dia, akan dimaksimalkan dengan memperbanyak pengujian spesimen agar bisa memutus mata rantai penularannya.
"Anggaran yang begitu besar digelontorkan untuk pembangunan laboratorium setidaknya tidak sia-sia dan dapat dipergunakan semaksimal mungkin," ujarnya.
Adanya peringatan HKN, kata dia, juga bisa dimanfaatkan untuk mengingatkan kembali masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan, khususnya di tengah pandemi COVID-19.
Di tengah masa tatanan kehidupan baru seperti sekarang, kata dia, justru masyarakat semakin lama semakin menyepelekan COVID-19 sehingga dampaknya tidak hanya terhadap masyarakat, melainkan terhadap tugas para dokter dan tenaga medis yang makin berat.
Baca juga: SMAN 1 Polokarto Sukoharjo jadi klaster baru COVID-19
Baca juga: Cegah klaster baru, peserta bimtek Kemenpar di Kudus wajib tes COVID-19