Banjarnegara (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah, menginformasikan bahwa selama periode 1 Januari sampai 9 November 2020, terdapat 157 peristiwa tanah longsor di wilayah setempat.
Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Wahyono di Banjarnegara, Senin, mengatakan secara keseluruhan terjadi 214 bencana, sebanyak 157 di antaranya merupakan tanah longsor, dua bencana banjir, 24 angin kencang, dua gempa dan 29 kebakaran.
Terkait hal tersebut, BPBD Banjarnegara kembali mengingatkan masyarakat agar terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan khususnya memasuki musim hujan.
Baca juga: BPBD Banjarnegara berhasil tangani tebing longsor di Desa Glempang
"Pada saat ini intensitas curah hujan terus meningkat sehingga warga harus mewaspadai bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir dan angin kencang," katanya.
Dia menjelaskan bahwa warga perlu mewaspadai hujan lebat dengan durasi yang cukup panjang terutama bagi mereka yang tinggal di lokasi rawan bencana.
"Terutama bagi warga yang ada di lereng agar waspada jika turun hujan dalam durasi yang lama, kami imbau untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman ketika hujan deras," katanya.
Selain itu, BPBD Banjarnegara juga kembali mengingatkan warga untuk memotong pohon besar yang ada di sekitar pemukiman dan memangkas ranting yang membahayakan rumah atau jaringan listrik.
Sementara itu, Bupati Banjarnegara, Jawa Tengah, Budhi Sarwono menambahkan pihaknya terus melakukan berbagai upaya mitigasi guna mengantisipasi peningkatan curah hujan di wilayah setempat.
Bupati menambahkan dirinya juga telah mengeluarkan SK dengan nomor 360/678 tahun 2020 tentang penetapan status siaga darurat bencana yang berlaku mulai 12 Oktober 2020 hingga 9 Januari 2021.
"Tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan semua pihak dalam mengantisipasi bencana alam di wilayah ini," katanya.
Sebelumnya bupati juga telah mengingatkan seluruh pihak terkait mengenai pentingnya memperkuat upaya mitigasi bencana pada saat musim hujan.
"Kami mengingatkan seluruh pihak terkait termasuk masyarakat mengenai pentingnya memperkuat mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan saat musim hujan," katanya.
Dia menambahkan upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan pada saat ini.
"Kita memang tidak bisa memprediksi kapan terjadinya bencana namun setidaknya kita bisa melakukan upaya untuk mengurangi dampak risiko bencana dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat," katanya.
Baca juga: BNPB pantau kesiapsiagaan daerah hadapi potensi erupsi Merapi
Baca juga: Pemkab Klaten siapkan lokasi pengungsian warga Gunung Merapi
Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Wahyono di Banjarnegara, Senin, mengatakan secara keseluruhan terjadi 214 bencana, sebanyak 157 di antaranya merupakan tanah longsor, dua bencana banjir, 24 angin kencang, dua gempa dan 29 kebakaran.
Terkait hal tersebut, BPBD Banjarnegara kembali mengingatkan masyarakat agar terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan khususnya memasuki musim hujan.
Baca juga: BPBD Banjarnegara berhasil tangani tebing longsor di Desa Glempang
"Pada saat ini intensitas curah hujan terus meningkat sehingga warga harus mewaspadai bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir dan angin kencang," katanya.
Dia menjelaskan bahwa warga perlu mewaspadai hujan lebat dengan durasi yang cukup panjang terutama bagi mereka yang tinggal di lokasi rawan bencana.
"Terutama bagi warga yang ada di lereng agar waspada jika turun hujan dalam durasi yang lama, kami imbau untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman ketika hujan deras," katanya.
Selain itu, BPBD Banjarnegara juga kembali mengingatkan warga untuk memotong pohon besar yang ada di sekitar pemukiman dan memangkas ranting yang membahayakan rumah atau jaringan listrik.
Sementara itu, Bupati Banjarnegara, Jawa Tengah, Budhi Sarwono menambahkan pihaknya terus melakukan berbagai upaya mitigasi guna mengantisipasi peningkatan curah hujan di wilayah setempat.
Bupati menambahkan dirinya juga telah mengeluarkan SK dengan nomor 360/678 tahun 2020 tentang penetapan status siaga darurat bencana yang berlaku mulai 12 Oktober 2020 hingga 9 Januari 2021.
"Tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan semua pihak dalam mengantisipasi bencana alam di wilayah ini," katanya.
Sebelumnya bupati juga telah mengingatkan seluruh pihak terkait mengenai pentingnya memperkuat upaya mitigasi bencana pada saat musim hujan.
"Kami mengingatkan seluruh pihak terkait termasuk masyarakat mengenai pentingnya memperkuat mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan saat musim hujan," katanya.
Dia menambahkan upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan pada saat ini.
"Kita memang tidak bisa memprediksi kapan terjadinya bencana namun setidaknya kita bisa melakukan upaya untuk mengurangi dampak risiko bencana dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat," katanya.
Baca juga: BNPB pantau kesiapsiagaan daerah hadapi potensi erupsi Merapi
Baca juga: Pemkab Klaten siapkan lokasi pengungsian warga Gunung Merapi