Batang (ANTARA) - PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku pengembang proyek pembangkit listrik tenaga uap Kabupaten Batang, Jawa Tengah, membangun dua terumbu karang buatan sebagai upaya ikut melestarikan lingkungan di laut.

Direktur Operasional PT BPI Yoshimitsu Fujii di Batang, Senin, mengatakan bahwa melestarikan dan menjaga lingkungan laut menjadi tugas bersama sehingga pihaknya melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) siap merehabilitasi kondisi karang yang ada di sekitar lingkungan proyek PLTU.

"Sebagai bentuk komitmen pada masyarakat dan lingkungan hidup, kami terpanggil untuk bersama-sama dengan para ahli terumbu karang dari Undip Semarang membangun terumbu karang buatan yang dirancang dengan bentuk melingkar modular berbentuk piramida (Artificial Patch Reef) di sejumlah area karang di sekitar PLTU," katanya.

Yoshimitsu mengatakan sebelumnya PT BPI juga telah membangun beberapa rumah ikan (fish apartment) di sejumlah titik di perairan Ujungnegoro hingga Roban dengan melibatkan nelayan sekitar proyek pembangunan PLTU Jawa Tengah berkapasitas 2 x 1.000 MW itu.

"Oleh karena, kami berharap apa yang sudah dibangun di perairan Ujungnegoro hingga Roban, baik fish apartment dan artificial patch reef ini benar-benar bisa bermanfaat untuk kelangsungan hidup biota laut maupun meningkatkan hasil tangkap ikan para nelayan, serta memunculkan destinasi wisata bawah laut," katanya.

Baca juga: 20 patung ditenggelamkan untuk transplantasi terumbu karang

Ketua Tim Penelitian dan Ahli Terumbu Karang Undip Semarang Munasik mengatakan sebanyak empat unit APR yang dibangun di area karang Bapang dan Karang Maeso dengan masing-masing unit berdiameter 2,5 meter, serta terdiri atas empat lapisan.

"Karang Bapang merupakan satu-satunya karang di pantai utara Pulau Jawa yang sangat bagus, bahkan lebih bagus dari karang yang ada di kawasan Karimunjawa. Program yang dilakukan oleh BPI sangat luar bias, karena secara dini sudah berusaha merehabilitasi karang di area karang Bapang dan Karang Maeso," katanya.

Munasik mengatakan selain keindahan dan kejernihannya, masih ada ikan langka dan memiliki ukuran cukup besar yang dijumpai di Karang Bapang, seperti ikan kakak tua (Bumphead Parrotfish) dan angel fish yang sudah cukup jarang ditemukan di area karang Karimunjawa maupun Pulau Panjang di Jepara.

"Kami berharap program CSR PT BPI ini terus berjalan dan berkelanjutan untuk menjaga kawasan indah Karang Bapang. Ke depan, ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata laut yang sangat luar biasa dan berbasis masyarakat," katanya.

Baca juga: Aktivis Lingkungan Sesalkan Terulangnya Perusakan Karang Karimunjawa
Baca juga: Terumbu Karang Perairan Jepara Mulai Diminati Wisatawan

Pewarta : Kutnadi
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024