Boyolali (ANTARA) - Jumlah warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, hingga 26 Oktober 2020, bertambah 19 orang, sehingga secara akumulasi menjadi 1.086 orang, kata Kepala Dinkes Boyolali Ratri S Survivalina.

Menurut Ratri S Survivalina di Boyolali, Senin, dari 1.086 pasien tersebut, terdiri pasien masih dirawat di rumah sakit sebanyak 82 orang, isolasi mandiri 76 orang, dinyatakan sembuh 886 orang, dan meninggal dunia 42 orang.

"Angka kesembuhan COVID-19 di Boyolali jika dihitung sekitar 81,85 persen, dan angka kematian sekitar 3,68 persen atau kondisi semakin membaik," katanya.

Baca juga: FDA AS restui remdesivir Gilead untuk pasien rawat inap COVID-19

Dinkes Boyolali mencatat perkembangan data COVID-19 di wilayahnya tetap mengutamakan program 3T, yakni testing, tracing, dan treatment, yang menjadi acuan untuk melaksanakan pencegahan dan pengendalian virus corona.

Menurut Ratri, untuk testing atau pemeriksaan usap sudah dilakukan sebanyak 10.817 sampel yang merupakan usap dianogsa 10.165 sampel dengan hasil positif COVID-19 ada sebanyak 1.049 orang, dan sisanya hasilnya negatif.

Selain itu, kara Ratri, dengan tracing atau deteksi dini, dilaksanakan pelacakan terhadap orang yang dinilai risiko tertular atau bahkan menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya atau sering disebut kontak erat.

"Untuk kegiatan treament dilakukan bertujuan untuk mengobati atau mencegah penularan kasus COVID-19, dimana kasus terkonfirmasi positif di Boyolali hingga saat ini ada 1.086 orang, bergejala 334 orang, tidak bergejala 752 orang, sembuh 886 orang dan meninggal dunia 42 orang," kata Ratri.

Klaster COVID-19 di Boyolali tersebar di 17 kecamatan, yakni terbanyak Boyolali kota (13 pasien), Sambi (11), Ngemplak (7), Ngladagsari, Karanggede dan Teras masing-masing (empat pasien), Mojosongo, Simo, dan Tamansari masing-masing (tiga pasien), Banyudono, Sawit, Musuk, Andong, Juwangi, dan Ampel masing-masing (dua pasien), Kligo dan Nogosari masing-masing (satu pasien).

Pasien yang dirawat di RS Pandan Arang Boyolali ada 13 orang, RS UNS Solo sembilan orang, RSUD Moerwardi Surakarta lima orang, RS PKU Delanggu ada dua orang, RS Dr Suraji Klaten, RSUP Surakarta, RS Kasih Ibu Solo, RS Gemolong, PKU Muhammadiyah Surakarta, dan RS Bagas Waras Klaten, masing-masing satu orang.

Menyinggung soal klaster COVID-19 di Boyolali dari 17 klaster yang terindentifikasi, sudah tujuh klaster yang dinyatakan selesai, yakni Mila Husada, Tilik Desa Pulutan, Keluarga Dibal, Gombang, Ngeden, Bantengan, Pelem dan Jawangi. Klaster lain masih aktif semuanya dari klaster keluarga.

Kendati demikian, Dinkes Boyolali terus mengimbau masyarakat yang beraktivitas di luar rumah tetap disiplin menerapkan 3 M, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun.

"Jangan lupa menjauhi berkerumun, karena pada libur panjang ini, berpotensi untuk menjadi salah satu penularan COVID 19, sehingga tanpa dukungan dari seluruh  anggota masyarakat, kami tidak bisa menurunkan kasus COVID-19 di Boyolali," kata Ratri.

Baca juga: RSUD Kudus hadirkan layanan lima menit pasien tertangani
Baca juga: PMI Surakarta siapkan plasma konvalesen untuk pasien COVID-19

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024