Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak dan keluarga sekaligus Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani Sani Budiantini Hermawan mengingatkan setiap orang tua agar tidak menakuti anak-anak tentang COVID-19 karena akan berdampak pada psikologi mereka.
"Orang tua jangan sampai menakuti anak, itu yang saya khawatirkan," kata dia saat diskusi daring dengan tema Edukasi Pandemi Usia Dini yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
Sebab, ujar dia, saat ini banyak sekali anak-anak yang menjadi takut terhadap virus corona sehingga mereka mengurung diri di kamar.
Ia mengatakan kondisi tersebut sering kali terjadi karena orang tua keliru atau salah dalam mengedukasi anak terkait bahaya pandemi COVID-19 pada anak.
Oleh sebab itu, setiap orang tua harus mengajarkan tentang optimisme pada anak dalam menghadapi COVID-19. "Misalnya mengatakan pada anak kita akan sehat dan terjaga kalau kita pakai masker dan sebagainya," katanya.
Meskipun demikian, Sani menyadari saat ini cukup banyak juga orang tua yang stres karena COVID-19 yang hingga kini belum ada kepastiannya kapan akan berakhir.
Bahkan, secara pribadi ia mengaku banyak sekali menerima pasien yakni orang tua yang mengeluhkan keadaan saat ini.
Pada kesempatan itu ia mengarahkan agar orang tua tidak boleh stres. Sebab, apabila itu terjadi maka otomatis anak juga akan stres.
Saat ini, kata dia, orang tua setiap saat harus selalu menunjukkan sikap optimis pada anak mereka sehingga lingkungan dalam keluarga menjadi nyaman.
"Jadi, bukan kita takut pada pandemi ini tapi bagaimana memproteksi diri dan keluarga. Itu yang paling penting," katanya.
"Orang tua jangan sampai menakuti anak, itu yang saya khawatirkan," kata dia saat diskusi daring dengan tema Edukasi Pandemi Usia Dini yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
Sebab, ujar dia, saat ini banyak sekali anak-anak yang menjadi takut terhadap virus corona sehingga mereka mengurung diri di kamar.
Ia mengatakan kondisi tersebut sering kali terjadi karena orang tua keliru atau salah dalam mengedukasi anak terkait bahaya pandemi COVID-19 pada anak.
Oleh sebab itu, setiap orang tua harus mengajarkan tentang optimisme pada anak dalam menghadapi COVID-19. "Misalnya mengatakan pada anak kita akan sehat dan terjaga kalau kita pakai masker dan sebagainya," katanya.
Meskipun demikian, Sani menyadari saat ini cukup banyak juga orang tua yang stres karena COVID-19 yang hingga kini belum ada kepastiannya kapan akan berakhir.
Bahkan, secara pribadi ia mengaku banyak sekali menerima pasien yakni orang tua yang mengeluhkan keadaan saat ini.
Pada kesempatan itu ia mengarahkan agar orang tua tidak boleh stres. Sebab, apabila itu terjadi maka otomatis anak juga akan stres.
Saat ini, kata dia, orang tua setiap saat harus selalu menunjukkan sikap optimis pada anak mereka sehingga lingkungan dalam keluarga menjadi nyaman.
"Jadi, bukan kita takut pada pandemi ini tapi bagaimana memproteksi diri dan keluarga. Itu yang paling penting," katanya.