Wonosobo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo meminta warga yang telah memiliki riwayat kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 untuk kooperatif saat petugas mengupayakan tes usap.

"Masyarakat yang memiliki kontak erat dengan terkonfirmasi positif COVID-19, kami minta secara sadar melakukan tes usap, kami siap melayani permintaan tes usap," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Wonosobo Jaelan di Wonosobo, Jumat.

Baca juga: 10 pedemo di Semarang positif COVID-19

Penemuan dini melalui tes usap yang lebih cepat, menurut dia, akan sangat mengurangi potensi risiko yang lebih fatal.

Ia menyebutkan jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Wonosobo pada Jumat (16/10) ini telah menembus angka 1.001 orang.

Jaelan menyampaikan tambahan sebanyak 122 orang dalam sepekan terakhir memicu akumulasi total kasus COVID-19 di Kabupaten Wonosobo melebihi 1.000 orang.

Ia menjelaskan penyebab lonjakan pasien tersebut tidak lepas dari masih belum optimalnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan pencegahan COVID-19, serta mulai munculnya penolakan terhadap upaya pelacakan dengan tes usap.

"Situasi saat ini sangat berbeda dengan pada awal serangan COVID-19, di mana sepanjang empat bulan kami hanya menemukan 83 pasien positif COVID-19, karena pada waktu itu screening dan tracing sangat kondusif," katanya.

Kondisi pandemi saat ini, menurut Jaelan, sangat berbeda karena kehidupan sudah berjalan seperti biasa, sementara warga kurang menyadari bahwa ancaman virus yang dikenal dengan COVID-19 itu masih berada di sekelilingnya.

Baca juga: Kapolda sebut tindakan hukum terhadap pedemo untuk ayomi masyarakat

"Penerapan 3M plus sebenarnya mutlak harus menjadi kedisiplinan warga, yaitu mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah, mencuci tangan menggunakan sabun atau handsanitizer usai kontak dengan benda-benda, serta menjaga jarak interaksi sosial dan menjauhi kerumunan demi meminimalkan kontak dengan potensi resiko," ujarnya.

Ia menyayangkan perilaku sebagian pihak yang masih menganggap COVID-19 tidak ada atau sekadar konspirasi, karena hal itu sangat berisiko menjadi pemicu kelengahan terhadap potensi penularan, dan bahkan membuat kasus dengan gejala berat terus meningkat.

"Sebagian besar pasien di rumah sakit mengarah pada gejala sedang dan berat, sehingga potensi resiko hingga kematian juga akhirnya semakin tinggi," katanya.

Ia menyebutkan, jumlah kematian di Wonosobo mencapai 49 orang atau secara prosentase ada di angka 4,89 persen.

Dengan situasi seperti ini, katanya, gugus tugas kabupaten terus menekankan pentingnya warga agar taat terhadap protokol kesehatan pencegahan COVID-19 melalui 3M serta kooperatif saat petugas mengupayakan tes usap pada kontak erat terkonfirmasi positif COVID-19. 

Baca juga: Ditahan di Mapolrestabes Semarang, pedemo UU Cipta Kerja didatangi Ganjar

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024