Semarang (ANTARA) -
"Data ekspor produk perikanan yang dilalulintaskan melalui kami tercatat pada September 2020 sebanyak 5.461 ton atau meningkat 40 persen dari bulan sebelumnya yaitu 3.893 ton, serta meningkat secara nilai menjadi Rp247 miliar dari Rp193 miliar," kata Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Semarang Raden Gatot Perdana di Semarang, Senin.
Menurut dia, produk perikanan yang menduduki lima besar peringkat tertinggi menurut jumlah volume ekspor dari total 59 produk perikanan tersebut adalah surimi (daging yang telah dilumatkan), cangkang kerang, tepung ikan, cumi-cumi, dan layur.
Ia memerinci, surimi meningkat 49,8 persen dari bulan sebelumnya menjadi 1.367 ton di bulan ini. cangkang kerang meningkat 5,7 persen, tepung ikan meingkat sebanyak 79,5 persen dari bulan lalu, dan layur meningkat 56,8 persen.
"Seluruhnya mengalami pertumbuhan ekspor yang baik di bulan ini, dan signifikan," ujarnya.
Malaysia masuk dalam peringkat lima besar negara penyerap ekspor perikanan Jateng dengan volume 531 ton atau naik 95,5 persen dari bulan sebelumnya sehingga menggeser Korea Selatan pada bulan sebelumnya.
Baca juga: Bupati sebut potensi ekspor kopi Temanggung sangat tinggi
Hal tersebut, lanjut dia, seiring dengan meningkatnya frekuensi pengiriman ekspor ke Malaysia yaitu dari hanya 13 kali menjadi 45 kali pada September 2020.
"Secara frekuensi, ekspor terbanyak pada September 2020, masih bertahan dari bulan sebelumnya yang diduduki oleh Singapura yaitu sebanyak 164 kali atau meningkat dari 137 kali pengiriman sehingga mampu mengungguli frekuensi tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak140 kali," katanya.
Gatot menyebut peningkatan volume dan nilai ekspor pada September 2020 ini menunjukkan produk perikanan Jateng masih menjadi primadona yang diminati serta penyuplai nutrisi sehat bagi negara lain.
Selain itu juga mulai terlihat bergeraknya kembali roda perekonomian khususnya sektor kelautan dan perikanan setelah kurang lebih tukuh bulan masyarakat perikanan harus bertahan di tengah pandemi COVID-19.
"Harapannya, kualitas produk perikanan Jateng semakin baik lagi untuk mempertahankan kepercayaan dan daya saing di pasar global, serta pengembangan diversifikasi produk perikanan sehingga mampu meningkatkan nilai jualnya," ujar Gatot.
Baca juga: Ekspor dan impor Jateng selama Agustus turun
Jumlah ekspor komoditas perikanan dari Provinsi Jawa Tengah pada periode September 2020 mengalami peningkatan, baik dari sisi volume maupun nilai.
"Data ekspor produk perikanan yang dilalulintaskan melalui kami tercatat pada September 2020 sebanyak 5.461 ton atau meningkat 40 persen dari bulan sebelumnya yaitu 3.893 ton, serta meningkat secara nilai menjadi Rp247 miliar dari Rp193 miliar," kata Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Semarang Raden Gatot Perdana di Semarang, Senin.
Menurut dia, produk perikanan yang menduduki lima besar peringkat tertinggi menurut jumlah volume ekspor dari total 59 produk perikanan tersebut adalah surimi (daging yang telah dilumatkan), cangkang kerang, tepung ikan, cumi-cumi, dan layur.
Ia memerinci, surimi meningkat 49,8 persen dari bulan sebelumnya menjadi 1.367 ton di bulan ini. cangkang kerang meningkat 5,7 persen, tepung ikan meingkat sebanyak 79,5 persen dari bulan lalu, dan layur meningkat 56,8 persen.
"Seluruhnya mengalami pertumbuhan ekspor yang baik di bulan ini, dan signifikan," ujarnya.
China menjadi negara yang paling banyak menyerap komoditas perikanan Jateng 1.001 ton atau meningkat 53,6 persen dari sebelumnya yang hanya 652 ton.
Malaysia masuk dalam peringkat lima besar negara penyerap ekspor perikanan Jateng dengan volume 531 ton atau naik 95,5 persen dari bulan sebelumnya sehingga menggeser Korea Selatan pada bulan sebelumnya.
Baca juga: Bupati sebut potensi ekspor kopi Temanggung sangat tinggi
Hal tersebut, lanjut dia, seiring dengan meningkatnya frekuensi pengiriman ekspor ke Malaysia yaitu dari hanya 13 kali menjadi 45 kali pada September 2020.
"Secara frekuensi, ekspor terbanyak pada September 2020, masih bertahan dari bulan sebelumnya yang diduduki oleh Singapura yaitu sebanyak 164 kali atau meningkat dari 137 kali pengiriman sehingga mampu mengungguli frekuensi tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak140 kali," katanya.
Gatot menyebut peningkatan volume dan nilai ekspor pada September 2020 ini menunjukkan produk perikanan Jateng masih menjadi primadona yang diminati serta penyuplai nutrisi sehat bagi negara lain.
Selain itu juga mulai terlihat bergeraknya kembali roda perekonomian khususnya sektor kelautan dan perikanan setelah kurang lebih tukuh bulan masyarakat perikanan harus bertahan di tengah pandemi COVID-19.
"Harapannya, kualitas produk perikanan Jateng semakin baik lagi untuk mempertahankan kepercayaan dan daya saing di pasar global, serta pengembangan diversifikasi produk perikanan sehingga mampu meningkatkan nilai jualnya," ujar Gatot.
Baca juga: Ekspor dan impor Jateng selama Agustus turun