Semarang (ANTARA) -
Generasi muda di Provinsi Jawa Tengah diajak untuk menjadi pembuat konten pada berbagai media digital sebagai salah satu bentuk pengembangan diri masing-masing di era milenial.

"Dunia yang saat ini serba menggunakan internet bisa menjadi ladang pengembangan diri bagi generasi muda," kata Branding Consultant Co Founder JCK Enterprise Johan Alvin Khosuma pada seminar daring dengan tema "Keterampilan Remaja Untuk Masa Depan", Sabtu (3/10).

Ia menyebutkan data per Januari 2020, jumlah penduduk Indonesia tercatat 272 juta jiwa dan dari jumlah itu 175,4 juta orang diantaranya merupakan pengguna internet atau sebanyak 64 persen, serta 160 juta orang.

Mereka menggunakan berbagai media sosial dengan menghabiskan waktu rata-rata 7 jam 59 menit dengan internet setiap harinya dan bermedia sosial 3 jam 26 menit.

"Jadi peluang dunia digital terbuka lebar. Generasi muda bisa berkontribusi lewat dunia digital. Masa depan itu hari ini karena semua terkoneksi dengan digital," ujarnya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, generasi muda bisa menjadi "content creator" dengan membuat sebuah cerita menjadi menarik sehingga orang ingin melihatnya sehingga ada kemungkinan yang bersangkutan menjadi bintang promosi (endorse).

"Bila kita bikin membuat desain, konten, bukan soal bagus-bagusan. Dulu yang bagus yang dilihat orang, kini desain yang menyentuh kebutuhan orang-orang yang dilirik orang. Kita tidak perlu menjadi fotografer atau desainer agar konten menarik. Sepanjang kita punya ilmu, pasti bisa," ujarnya menyemangati peserta webinar yang mencapai 1.000 anak se-Jateng.

Johan juga mengajak anak-anak Jateng menggunakan mikroblog atau konten satu unggahan lebih dari satu gambar yang bisa bercerita menguasai keterampilan tertentu.

"Dengan cara-cara itu orang lebih suka dan teredukasi tentang branding, melihat visual lebih cepat 60.000 kali ditangkap daripada teks. Kini banyak digunakan oleh para spesialis. Pendidik, dokter, pengacara, bahkan hingga bidan," katanya.

Perwakilan dari Bidang Humas Yayasan Setara, Bintang Al Huda, mengungkapkan sebanyak 28,49 persen anak-anak di Jawa Tengah usia 6-19 tahun ingin menjadi ahli musik, dan 16,65 persen ingin menjadi "youtuber".

"Ada 3.176 responden pada 'polling', dari situ kami mengetahui minat anak-anak Jawa Tengah. Ada 10 keterampilan yang diminati oleh anak-anak. Yang terbanyak adalah musik (905 anak), menyusul editing foto (833 anak), 'public speaking' (759 anak), pengelolaan online(589 anak), kewirausahaan (575 anak), youtuber (529 anak), menggambar (489 anak), pengolahan makanan (472 anak), menulis (462 anak), dan leadership (372 anak)," ujarnya.

Ia menambahkan, satu anak bisa memiliki minat beberapa keterampilan sekaligus, namun yang paling banyak adalah ingin memperdalam seni musik.

Kepala Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak Jawa Tengah Retno Sudewi menjelaskan pada 2020 -2030 akan terjadi bonus demografi yang artinya, penduduk usia produktif 15-64 tahun lebih besar daripada usia nonproduktif.

Menurut dia, hal itu bisa menjadi peluang strategis melakukan pecepatan pembangunan ekonomi dengan ketersediaan sumber daya manusia sebab posisi bonus demografi juga jadi bencana bila SDM tidak dipersiapkan dengan baik.

"Memberikan peningkatan kualitas SDM bisa dimulai sejak usia anak-anak dan remaja. Peningkatan keterampilan remaja di masa pandemi ini bisa terus dilakukan. Perbanyak webinar dengan tema bermacam-macam untuk meningkatkan kemampuan anak-anak Jateng," katanya.

Arie Rukmantara, Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Jawa-Bali menambahkan, anak-anak sekarang perlu diajak berpikir secara kritis.

"Artinya mencari tahu sebuah proses bekerja, apakah prosesnya sesuai , lebih efisien dan efektif. Mereka juga didorong untuk selalu berkreasi sehingga tidak terjebak pada teori karena dengan banyak orang yang terlibat, maka kreativitas itu akan jauh bermanfaat dan berdampak luar biasa," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 8 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Nikmah Nurbaity menjelaskan bahwa Pemprov Jateng sudah menyelenggarakan pendidikan sekolah tanpa sekat untuk menyongsong generasi emas 2045.

"Pada tahun 2045 nanti, generasi muda sekarang inilah yang akan memimpin bangsa ini, maka harus dipersiapkan sejak sekarang. Harus menjadi generasi yang cerdas, inovatif, berkarakter, damai dalam berinteraksi sosial, dan berperadaban tinggi," katanya.
 

Pewarta : Wisnu A.N
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024