Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah telah melakukan screening dengan melaksanakan tes usap terhadap puluhan warga di Balai Desa Penggung Boyolali Kota, Rabu, untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Petugas Dinkes Boyolali bekerja sama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (B2TKLP2) Yogyakarta dalam melaksanakan tes usap untuk mencegah COVID-19.

Menurut Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Boyolali Teguh Tri Kuncoro, kegiatan tes usap di Balai Desa Penggung Boyolali ini hasil screening dari warga yang ada kontak erat dengan pasien positif sebelumnya.

Baca juga: Ganjar: Jangan jadikan tenaga medis "tentara" terdepan hadapi COVID

"Dalam kegiatan tes usap ini, kami bekerja sama dengan B2TKLP2 terhadap 57 orang yang merupakan kontak erat dengan pasien positif sebelumnya," kata Teguh Tri Kuncoro.

Warga yang dites usap tersebut kebanyakan dari kontak erat dengan pasien nomor 653, berinisial MAN, kemudian petugas pengawas pemilu ada 10 orang, klaster BNI ada 22 orang yang merupakan kontak dengan pasien 367, inisial LLA.

Dinkes Kabupaten Boyolali Jawa Tengah menyebutkan warga di wilayahnya yang terkonfirmasi positif COVID-19 hingga Rabu ini bertambah 15 orang sehingga secara akumulasi menjadi 715 orang.

Menurut Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali dokter Ratri S Survivalina secara akumulasi sebanyak 715 kasus tersebut terdiri atasi 130 kasus masih dirawat di rumah sakit, 209 kasus isolasi mandiri, 352 kasus dinyatakan sembuh, dan 24 kasus meninggal dunia.

Kepala Desa Penggung Suyamto mengatakan pihaknya mengapresiasi adanya tes usap untuk mencegah penyebaran COVID-19 di wilayahnya itu.

Suyamto mengatakan pihaknya selama ini mencegah COVID -19 dengan mengaktifkan program "Jogo Tonggo" yang dinilai efektif dalam mencegah dan mengendalikan COVID-19.

Pihaknya dengan adanya Jogo Tonggo, setiap ada pendatang atau orang dari luar daerah selalu melaporkan ke pengurus RT atau kepala dusun (kadus) atau kades.

Dia mengatakan Jogo Tonggo dalam menangani warganya yang melaksanakan isolasi mandiri sangat efektif, karena selalu melaksanakan monitoring atau melaporkan setiap kejadian ke tim Satgas COVID-19 setempat.

Bahkan, tim Satgas COVID-19 desa selain melakukan monitoring perkembangan warga juga memberikan bantuan mereka yang membutuhkan bantuan terhadap warga yang menjalani isolasi mandiri.

"Ada tiga klaster di Desa Penggung, yakni pertama dari klaster BPBD Boyolali, klater BNI, dan klaster pengawas pemilu, sehingga totalnya 51 orang, tetapi kini sudah banyak yang negatif COVID-19," katanya.

Baca juga: Pemerintah pastikan Indonesia dapatkan akses vaksin COVID-19
Baca juga: Tim gabungan razia masker cegah COVID-19 di Boyolali
 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024