Solo (ANTARA) - Mahasiswa Program Studi D-4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan sosialisasi kesiapsiagaan bencana, terutama penanganan banjir di kawasan bantaran Sungai Bengawan Solo.

"Sosialisasi yang dilakukan di Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Surakarta, ini berupa penyebaran poster dan edukasi penanganan banjir dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," kata mahasiswa UNS Rizka Lailatul Rohmah di Solo, Selasa.

Ia mengatakan penanganan bencana ini penting dilakukan mengingat daerah tersebut rawan banjir ketika musim hujan tiba.

"Saya juga membentuk Komunitas Surakarta Flood Management atau Sura FM, kami berinisiasi melakukan edukasi sedini mungkin," katanya.

Menurut dia, meski saat ini masih memasuki musim kemarau, upaya pencegahan dan antisipasi juga tidak kalah penting untuk meminimalisasi kerugian banjir.

"Karena risiko bencana dapat meningkat apabila tingkat bahaya dan kerentanan tinggi. Risiko ini dapat diturunkan apabila kapasitas dari sumber daya meningkat, salah satu upaya yang dapat dilakukan, yaitu dengan edukasi manajemen bencana kepada masyarakat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi banjir," katanya.

Ia mengatakan dalam manajemen banjir terdapat beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, mitigasi, kesiapsiagaan, dan rehabilitasi.

"Jadi dalam persiapan, masyarakat harus tahu apa itu banjir serta hal-hal yang diakibatkan oleh banjir. Selain itu juga tahu caranya menyelamatkan diri, tahu jalur evakuasi yang aman serta tahu apa saja yang perlu diamankan dan dipersiapkan ketika menghadapi banjir," katanya.

Untuk mitigasi yang dapat dilakukan, dikatakannya, dengan meningkatkan pembangunan fisik maupun dengan edukasi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana.

"Mitigasi juga dapat disebut sebagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko saat bencana terjadi. Kemudian setelah mitigasi terdapat kesiapsiagaan yang harus dipahami, termasuk hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari ketika banjir terjadi," katanya.

Ia mengatakan untuk tahapan akhir yang juga perlu diperhatikan adalah rehabilitasi. Tahapan ini meliputi perbaikan yang dibutuhkan secara langsung yang sifatnya sementara dan jangka panjang, di antaranya pemulihan ekonomi, pemulihan psikis korban banjir, dan pembangunan hunian.

Sementara itu, mengenai Sura FM sendiri, dikatakannya, merupakan wadah untuk mengenalkan kepada masyarakat Surakarta mengenai apa dan bagaimana cara melakukan manajemen bencana banjir.

"Saat ini, Sura FM juga aktif dalam melakukan edukasi melalui akun media sosial berupa Instagram dengan target sasaran generasi muda," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024