Pati (ANTARA) - Anggota DPR RI Marwan Jafar mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan mengurangi impor bahan konsumsi, sedangkan bahan konsumsi yang tersedia di dalam negeri bisa dioptimalkan untuk antisipasi kemungkinan terjadinya resesi ekonomi akibat pandemi COVID-19.
"Jika memungkinkan impor bahan konsumsi tersebut ditekan sekecil mungkin. Terkecuali di dalam negeri memang tidak tersedia bahan tersebut. Sepanjang masih tersedia di dalam negeri jangan impor," ujar Marwan Jafar yang juga Anggota Komisi VI FPKB DPR RI saat dihubungi lewat telepon, Selasa.
Menurut dia importasi barang konsumsi harus ditekan mulai sekarang untuk memberdayakan sumber daya yang tersedia di dalam negeri.
Baca juga: Prediksi dilanda resesi, Faisal Basri: Siapkan kondisi terburuk
Ia mencontohkan pemenuhan kebutuhan gula pasir sebetulnya bisa dipenuhi dari dalam negeri, mengingat produksi gula pasir di Tanah Air masih bisa diandalkan.
Ketika ada upaya memanfaatkan sumber daya dalam negeri secara maksimal, maka petani tebu akan merasa dihargai karena benar-benar dibutuhkan di dalam negeri.
Hal serupa, kata dia, juga terjadi pada komoditas konsumsi lainnya, seperti bawang merah yang sebetulnya di dalam negeri tersedia namun masih melakukan impor.
"Jika semua komoditas yang tersedia di dalam negeri dioptimalkan, tentunya sektor riil juga akan bergerak dengan baik dan tidak terlalu bergantung pada negara lain," ujarnya.
Ia berharap slogan berdayakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga dimaksimalkan sehingga sektor riil bergerak dengan baik, seperti produk alat pelindung diri (APD) yang seharusnya sudah bisa diproduksi dari dalam negeri.
Akan tetapi, kata dia, keran impor masih tetap saja dibuka, sehingga UMKM yang memproduksi APD juga sulit berkembang dengan baik karena dipastikan kalah bersaing dari sisi harga jual.
Baca juga: Sri Mulyani: Pertumbuhan ekonomi RI bisa positif asal penanganan wabah efektif
Penegakan hukum terhadap tindakan penyelundupan berbagai komoditas, katanya, juga harus ditingkatkan agar sektor riil bergerak dengan baik.
Upaya lain untuk antisipasi resesi ekonomi, yakni memberikan peran terhadap swasta untuk ikut dalam pemulihan ekonomi.
Sementara untuk meningkatkan daya beli masyarakat yang semakin menurun, kata dia, bisa diwujudkan lewat belanja pemerintah secara besar-besaran, agar permintaan dalam negeri semakin meningkat sehingga dunia usaha bisa kembali bergerak.
"Ketika sektor riil bergerak dengan baik, tentunya permasalahan kredit macet juga bisa ditekan," ujarnya.
Marwan yang juga Politisi PKB itu, juga meminta tim ekonomi pemerintah lebih antisipatif dan kinerjanya dipastikan terukur dan didukung data yang jelas.
"Kolaborasi dan sinergitas antar tim ekonomi juga harus dikonkritkan di lapangan, tidak sekadar rapat koordinasi, supaya akselerasi pemulihan ekonomi dalam menggerakkan sektor riil benar-benar berjalan. Termasuk, menggenjot ekspor jika memang bisa dilakukan," ujarnya.
Baca juga: Dunia bersiap hadapi pandemi Virus Corona dan resesi global
Baca juga: Optimisme pelaku UMKM hadapi ancaman resesi ekonomi
"Jika memungkinkan impor bahan konsumsi tersebut ditekan sekecil mungkin. Terkecuali di dalam negeri memang tidak tersedia bahan tersebut. Sepanjang masih tersedia di dalam negeri jangan impor," ujar Marwan Jafar yang juga Anggota Komisi VI FPKB DPR RI saat dihubungi lewat telepon, Selasa.
Menurut dia importasi barang konsumsi harus ditekan mulai sekarang untuk memberdayakan sumber daya yang tersedia di dalam negeri.
Baca juga: Prediksi dilanda resesi, Faisal Basri: Siapkan kondisi terburuk
Ia mencontohkan pemenuhan kebutuhan gula pasir sebetulnya bisa dipenuhi dari dalam negeri, mengingat produksi gula pasir di Tanah Air masih bisa diandalkan.
Ketika ada upaya memanfaatkan sumber daya dalam negeri secara maksimal, maka petani tebu akan merasa dihargai karena benar-benar dibutuhkan di dalam negeri.
Hal serupa, kata dia, juga terjadi pada komoditas konsumsi lainnya, seperti bawang merah yang sebetulnya di dalam negeri tersedia namun masih melakukan impor.
"Jika semua komoditas yang tersedia di dalam negeri dioptimalkan, tentunya sektor riil juga akan bergerak dengan baik dan tidak terlalu bergantung pada negara lain," ujarnya.
Ia berharap slogan berdayakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga dimaksimalkan sehingga sektor riil bergerak dengan baik, seperti produk alat pelindung diri (APD) yang seharusnya sudah bisa diproduksi dari dalam negeri.
Akan tetapi, kata dia, keran impor masih tetap saja dibuka, sehingga UMKM yang memproduksi APD juga sulit berkembang dengan baik karena dipastikan kalah bersaing dari sisi harga jual.
Baca juga: Sri Mulyani: Pertumbuhan ekonomi RI bisa positif asal penanganan wabah efektif
Penegakan hukum terhadap tindakan penyelundupan berbagai komoditas, katanya, juga harus ditingkatkan agar sektor riil bergerak dengan baik.
Upaya lain untuk antisipasi resesi ekonomi, yakni memberikan peran terhadap swasta untuk ikut dalam pemulihan ekonomi.
Sementara untuk meningkatkan daya beli masyarakat yang semakin menurun, kata dia, bisa diwujudkan lewat belanja pemerintah secara besar-besaran, agar permintaan dalam negeri semakin meningkat sehingga dunia usaha bisa kembali bergerak.
"Ketika sektor riil bergerak dengan baik, tentunya permasalahan kredit macet juga bisa ditekan," ujarnya.
Marwan yang juga Politisi PKB itu, juga meminta tim ekonomi pemerintah lebih antisipatif dan kinerjanya dipastikan terukur dan didukung data yang jelas.
"Kolaborasi dan sinergitas antar tim ekonomi juga harus dikonkritkan di lapangan, tidak sekadar rapat koordinasi, supaya akselerasi pemulihan ekonomi dalam menggerakkan sektor riil benar-benar berjalan. Termasuk, menggenjot ekspor jika memang bisa dilakukan," ujarnya.
Baca juga: Dunia bersiap hadapi pandemi Virus Corona dan resesi global
Baca juga: Optimisme pelaku UMKM hadapi ancaman resesi ekonomi