Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa memperkirakan vaksin COVID-19 tersedia pada 2021 karena sejumlah negara berlomba untuk segera memproduksi vaksin tersebut.

“Pemerintah menyediakan anggaran untuk pembelian vaksin untuk penyuntikan massal mulai tahun depan, mudah-mudahan sesuai harapan,” katanya dalam bincang-bincang virtual “Bali Bangkit” yang dipantau dari Jakarta, Selasa.

Namun, Suharso tidak menyebutkan detail anggaran yang disiapkan pemerintah untuk memvaksin  penduduk Indonesia tahun 2021.

Baca juga: Bio Farma: Uji klinis di Indonesia percepat penemuan vaksin COVID-19

Menteri PPN mengakui sulit untuk memastikan ekonomi bisa pulih karena COVID-19 merupakan pandemi yang menjangkiti seluruh dunia.

Sehingga penemuan vaksin, katanya, menjadi salah satu jalan tercepat agar ekonomi bisa pulih termasuk sektor yang paling terdampak yakni pariwisata dan UMKM.

Sejumlah negara, lanjut dia, seperti China, Amerika Serikat, Inggris dan Jepang berupaya menemukan vaksin COVID-19.

Indonesia, kata dia, juga berupaya menemukan vaksin itu yang kini ditempuh oleh lembaga Eijkman, Bio Farma dan Universitas Airlangga.

BUMN Bio Farma misalnya rencananya akan melakukan uji klinis tahap III kepada manusia untuk kandidat vaksin yang bekerja sama dengan perusahaan asal China, Sinovac.

Seperti diketahui, Pemerintah menganggarkan belanja penanganan COVID-19 mencapai Rp87,55 triliun untuk kesehatan dari total Rp695,2 triliun yang membuat defisit sebesar 6,34 persen dalam APBN 2020 atau  senilai Rp1.039 triliun.

Untuk rancangan APBN 2021, pemerintah memproyeksi besaran defisit mencapai 5,2 persen.

Baca juga: Peneliti sebut desain vaksin LIPI berbeda dengan Eijkman


Pewarta : Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024