Jakarta (ANTARA) - Dokter anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan agar orang tua menjaga anak tetap bahagia, mencukupi kebutuhan nutrisi dari asupan makan, dan tidur yang cukup untuk meningkatkan kekebalan tubuh dalam mempertahankan diri dari berbagai macam penyakit termasuk infeksi virus COVID-19.
"Untuk meningkatkan imunitas sebenarnya tidak perlu banyak-banyak, yang penting nutrisi asupan makan mencukupi kebutuhan yang harus dipenuhi, istirahat yang cukup dan memberikan waktu untuk anak, sehingga anak bahagia, kekebalan tubuh akan meningkat dengan sendirinya," kata dr S.T Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A pada acara bincang-bincang di Graha BNPB Jakarta yang dipantau melalui kanal Youtube, Minggu.
Bahkan, menurut Andras, orang tua tidak perlu memberikan multivitamin atau asupan tambahan di luar asupan makan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Yang penting, kebutuhan nutrisi untuk tubuh anak dapat terpenuhi dari asupan makan sehari-hari.
Andreas menjelaskan anak yang bahagia akan merangsang hormon endorfin di dalam tubuh dan secara tidak langsung akhirnya meningkatkan kekebalan tubuh anak dengan dikombinasikan dengan pemenuhan nutrisi dan istirahat cukup. "Ternyata cukup untuk meningkatkan kekebalan tubuh si anak," kata dia.
Andreas menganjurkan anak-anak sebisa mungkin untuk tetap di dalam rumah saja agar terhindar dari risiko penularan COVID-19. Namun, apabila terpaksa harus keluar rumah agar tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.
Anak usia dua tahun sudah wajib memakai masker dan lebih dianjurkan untuk ditambah dengan pelindung wajah agar benar-benar terproteksi lebih baik lagi. Sementara bagi anak di bawah dua tahun tidak dianjurkan mengenakan masker dan diperbolehkan menggunakan pelindung wajah.
Andreas menganjurkan bagi anak untuk menerapkan jaga jarak minimal dua meter ketika berada di ruang publik di luar rumah. "IDAI menyarankan hal itu karena berdasarkan penyebaran virus yang bisa melalui udara dan bisa menjangkau hingga 1,5 meter," tuturnya.
Orang tua juga harus bisa menjelaskan mengenai kondisi pandemi kepada anak disertai dengan protokol kesehatan yang harus dilakukan ketika berada di luar rumah.
Andreas mengingatkan para orang tua tetap membawa anak ke fasilitas kesehatan guna mendapatkan imunisasi dasar agar terhindar dari berbagai penyakit yang dapat dicegah.
Psikolog sekaligus Co-founder Rumah Konsultasi Tiga Generasi Saskhya Aulia Prima M.Psi menerangkan cara memberikan pemahaman mengenai pandemi COVID-19 dan protokol kesehatan pada anak harus disesuaikan berdasarkan usianya.
Jika memberi pemahaman pada anak usia dini yang masih memiliki konsep konkret dan belum memahami hal-hal yang sifatnya abstrak, cara mengomunikasikannya haruslah dengan perumpamaan atau analogi yang mudah dimengerti oleh sang anak.
Baca juga: Anak pun bisa stres karena sekolah dari rumah, atasi dengan bermain
Baca juga: Genikolog: Stres Sebabkan Sulit Punya Anak
"Untuk meningkatkan imunitas sebenarnya tidak perlu banyak-banyak, yang penting nutrisi asupan makan mencukupi kebutuhan yang harus dipenuhi, istirahat yang cukup dan memberikan waktu untuk anak, sehingga anak bahagia, kekebalan tubuh akan meningkat dengan sendirinya," kata dr S.T Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A pada acara bincang-bincang di Graha BNPB Jakarta yang dipantau melalui kanal Youtube, Minggu.
Bahkan, menurut Andras, orang tua tidak perlu memberikan multivitamin atau asupan tambahan di luar asupan makan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Yang penting, kebutuhan nutrisi untuk tubuh anak dapat terpenuhi dari asupan makan sehari-hari.
Andreas menjelaskan anak yang bahagia akan merangsang hormon endorfin di dalam tubuh dan secara tidak langsung akhirnya meningkatkan kekebalan tubuh anak dengan dikombinasikan dengan pemenuhan nutrisi dan istirahat cukup. "Ternyata cukup untuk meningkatkan kekebalan tubuh si anak," kata dia.
Andreas menganjurkan anak-anak sebisa mungkin untuk tetap di dalam rumah saja agar terhindar dari risiko penularan COVID-19. Namun, apabila terpaksa harus keluar rumah agar tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.
Anak usia dua tahun sudah wajib memakai masker dan lebih dianjurkan untuk ditambah dengan pelindung wajah agar benar-benar terproteksi lebih baik lagi. Sementara bagi anak di bawah dua tahun tidak dianjurkan mengenakan masker dan diperbolehkan menggunakan pelindung wajah.
Andreas menganjurkan bagi anak untuk menerapkan jaga jarak minimal dua meter ketika berada di ruang publik di luar rumah. "IDAI menyarankan hal itu karena berdasarkan penyebaran virus yang bisa melalui udara dan bisa menjangkau hingga 1,5 meter," tuturnya.
Orang tua juga harus bisa menjelaskan mengenai kondisi pandemi kepada anak disertai dengan protokol kesehatan yang harus dilakukan ketika berada di luar rumah.
Andreas mengingatkan para orang tua tetap membawa anak ke fasilitas kesehatan guna mendapatkan imunisasi dasar agar terhindar dari berbagai penyakit yang dapat dicegah.
Psikolog sekaligus Co-founder Rumah Konsultasi Tiga Generasi Saskhya Aulia Prima M.Psi menerangkan cara memberikan pemahaman mengenai pandemi COVID-19 dan protokol kesehatan pada anak harus disesuaikan berdasarkan usianya.
Jika memberi pemahaman pada anak usia dini yang masih memiliki konsep konkret dan belum memahami hal-hal yang sifatnya abstrak, cara mengomunikasikannya haruslah dengan perumpamaan atau analogi yang mudah dimengerti oleh sang anak.
Baca juga: Anak pun bisa stres karena sekolah dari rumah, atasi dengan bermain
Baca juga: Genikolog: Stres Sebabkan Sulit Punya Anak