Purwokerto (ANTARA) - Rumah sakit di Kabupaten Banyumas menjamin adanya penanganan khusus bagi pasien anak yang positif COVID-19 sebagai upaya perlindungan terhadap anak-anak.
"Di RSMS (RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, red.) karena sebagai RS rujukan COVID-19, tentu saja juga menangani pasien anak dengan kecurigaan COVID-19," kata Direktur RSMS Purwokerto dr. Tri Kuncoro, M.M.R. saat dihubungi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa, terkait upaya perlindungan dan penanganan pasien anak positif COVID-19 dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) 2020, yang bertema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".
Ia mengatakan sejak terjadinya pandemi COVID-19 hingga saat ini, baru ada satu kasus positif untuk pasien anak di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu dari sekian jumlah kasus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) anak.
Baca juga: Antisipasi COVID-19 pada anak, pelajar di Solo dilarang pergi ke pusat perbelanjaan
"Kebetulan pasien anak tersebut masih terkait dengan klaster Gowa dan hampir satu keluarga positif COVID-19. Saat ini, pasien anak tersebut sudah dinyatakan sembuh," jelasnya.
Terkait dengan penanganan terhadap pasien anak yang positif COVID-19, dia mengatakan penanganannya secara umum hampir sama dengan pasien dewasa, yakni dirawat di ruang isolasi khusus COVID-19.
Kendati demikian, dia mengakui satu hal yang membedakan antara penanganan pasien dewasa dan pasien anak-anak.
"Yang membedakan adalah pasien anak tidak sendirian di dalam kamar isolasi, tetapi didampingi satu orang anggota keluarga. Untuk terapi mengacu pada tata laksana pneumonia anak secara umum dan evaluasi swab atau tes usap sebagai kriteria pulang sama dengan dewasa," kata Tri Kuncoro.
Hal yang sama juga dilakukan di salah satu rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Banyumas, yakni RSUD Banyumas.
Wakil Direktur Umum RSUD Banyumas dr. Noegroho Harbani, Sp.S. mengatakan rumah sakit tersebut sejak terjadinya pandemi COVID-19 menangani empat pasien anak-anak yang positif terpapar virus corona jenis baru berdasarkan hasil tes usap dan saat sekarang telah sembuh semua.
"Protap (prosedur tetap) penanganan pasien anak-anak sama dengan dewasa, hanya dosisnya yang berbeda," jelasnya.
Selain itu, kata dia, ada psikolog yang mendampingi pasien anak-anak positif COVID-19 agar mereka tetap termotivasi dan bergembira.
"Kebetulan di belakang Ruang Seruni (tempat rawat inap pasien COVID-19, red.), ada taman, jadi pasien anak-anak itu bisa bermain. Kami buat sedemikian rupa agar anak-anak tetap merasa nyaman meskipun mereka sedang menjalani perawatan," katanya.
Seperti diketahui, tema yang diusung untuk perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2020 adalah "Anak Terlindungi, Indonesia Maju". Tema tersebut dibuat untuk menegaskan komitmen bahwa pemerintah akan terus berupaya melindungi dan memajukan anak-anak Indonesia, sekalipun di tengah pandemi COVID-19.
Baca juga: Imunisasi bayi harus tetap jalan selama pandemi COVID-19
Baca juga: Pemkab Banyumas pulangkan ratusan anak kos Gang Sadar cegah COVID-19
"Di RSMS (RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, red.) karena sebagai RS rujukan COVID-19, tentu saja juga menangani pasien anak dengan kecurigaan COVID-19," kata Direktur RSMS Purwokerto dr. Tri Kuncoro, M.M.R. saat dihubungi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa, terkait upaya perlindungan dan penanganan pasien anak positif COVID-19 dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) 2020, yang bertema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".
Ia mengatakan sejak terjadinya pandemi COVID-19 hingga saat ini, baru ada satu kasus positif untuk pasien anak di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu dari sekian jumlah kasus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) anak.
Baca juga: Antisipasi COVID-19 pada anak, pelajar di Solo dilarang pergi ke pusat perbelanjaan
"Kebetulan pasien anak tersebut masih terkait dengan klaster Gowa dan hampir satu keluarga positif COVID-19. Saat ini, pasien anak tersebut sudah dinyatakan sembuh," jelasnya.
Terkait dengan penanganan terhadap pasien anak yang positif COVID-19, dia mengatakan penanganannya secara umum hampir sama dengan pasien dewasa, yakni dirawat di ruang isolasi khusus COVID-19.
Kendati demikian, dia mengakui satu hal yang membedakan antara penanganan pasien dewasa dan pasien anak-anak.
"Yang membedakan adalah pasien anak tidak sendirian di dalam kamar isolasi, tetapi didampingi satu orang anggota keluarga. Untuk terapi mengacu pada tata laksana pneumonia anak secara umum dan evaluasi swab atau tes usap sebagai kriteria pulang sama dengan dewasa," kata Tri Kuncoro.
Hal yang sama juga dilakukan di salah satu rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Banyumas, yakni RSUD Banyumas.
Wakil Direktur Umum RSUD Banyumas dr. Noegroho Harbani, Sp.S. mengatakan rumah sakit tersebut sejak terjadinya pandemi COVID-19 menangani empat pasien anak-anak yang positif terpapar virus corona jenis baru berdasarkan hasil tes usap dan saat sekarang telah sembuh semua.
"Protap (prosedur tetap) penanganan pasien anak-anak sama dengan dewasa, hanya dosisnya yang berbeda," jelasnya.
Selain itu, kata dia, ada psikolog yang mendampingi pasien anak-anak positif COVID-19 agar mereka tetap termotivasi dan bergembira.
"Kebetulan di belakang Ruang Seruni (tempat rawat inap pasien COVID-19, red.), ada taman, jadi pasien anak-anak itu bisa bermain. Kami buat sedemikian rupa agar anak-anak tetap merasa nyaman meskipun mereka sedang menjalani perawatan," katanya.
Seperti diketahui, tema yang diusung untuk perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2020 adalah "Anak Terlindungi, Indonesia Maju". Tema tersebut dibuat untuk menegaskan komitmen bahwa pemerintah akan terus berupaya melindungi dan memajukan anak-anak Indonesia, sekalipun di tengah pandemi COVID-19.
Baca juga: Imunisasi bayi harus tetap jalan selama pandemi COVID-19
Baca juga: Pemkab Banyumas pulangkan ratusan anak kos Gang Sadar cegah COVID-19