Boyolali (ANTARA) - Petugas Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan COVID-19 pada sebagian pedagang di Pasar Ampel, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, setelah seorang pedagang pasar dikonfirmasi terserang virus corona.
Pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat untuk mendeteksi penularan COVID-19 pada pedagang Pasar Ampel dilakukan di Puskesmas Ampel pada Senin.
Agung Budi Prasetyo, dokter di Puskesmas Ampel, mengatakan bahwa pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari upaya mencegah penularan virus corona penyebab COVID-19.
"Kami tes cepat selain pedagang kios, los, dan pedagang keliling, juga tukang ojek yang sering mangkal di Pasar Ampel. Hal ini untuk meminimalisir penularan COVID-19," kata Agung.
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ada pedagang yang terindikasi tertular virus corona, ia melanjutkan, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan pada pedagang yang bersangkutan.
Pemerintah Kabupaten Boyolali menutup sementara Pasar Ampel selama tiga hari dari 15 sampai 18 Juli 2020 setelah seorang warga Desa Sampetan Kecamatan Gladaksari yang biasa berdagang sayur di pasar tersebut dinyatakan positif COVID-19.
Menurut Camat Ampel Dwi Sundarto, di Pasar Ampel ada 1.335 pedagang yang terdiri atas 90 pedagang kios, 955 pedagang los, 250 pedagang pasar sayuran pagi, dan 40 pedagang kaki lima.
Tes COVID-19 tidak dilakukan pada seluruh pedagang Pasar Ampel. Dinas Kesehatan menyediakan perangkat pemeriksaan untuk sekitar 100 pedagang.
Kepala Dinas Kesehatan Boyolali Ratri S. Survivalina mengatakan tes cepat COVID-19 terhadap pedagang Pasar Ampel merupakan bagian dari pelacakan riwayat kontak pedagang sayur yang dikonfirmasi terserang COVID-19.
"Kami melakukan pencarian pedagang dan pengunjung yang kotak erat. Ada 100 paket tes cepat yang disediakan, dan kebetulan yang hadir di pasar juga berganti-ganti," kata Ratri.
Dia mengimbau pedagang dan pengunjung pasar yang pernah kontak langsung dengan pedagang sayur tersebut segera melapor supaya petugas bisa memeriksa kesehatan mereka.
Ratri menjelaskan jumlah akumulatif pasien COVID-19 di Boyolali hingga Senin 128 orang dengan perincian 63 orang sudah sembuh, 62 orang masih menjalani perawatan, dan tiga orang meninggal dunia.
Baca juga: Hakim dan pegawai Pengadilan Negeri Semarang jalani tes usap COVID-19
Baca juga: 50 anggota DPRD Grobogan jalani tes usap menyusul Sekda positif COVID-19
Pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat untuk mendeteksi penularan COVID-19 pada pedagang Pasar Ampel dilakukan di Puskesmas Ampel pada Senin.
Agung Budi Prasetyo, dokter di Puskesmas Ampel, mengatakan bahwa pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari upaya mencegah penularan virus corona penyebab COVID-19.
"Kami tes cepat selain pedagang kios, los, dan pedagang keliling, juga tukang ojek yang sering mangkal di Pasar Ampel. Hal ini untuk meminimalisir penularan COVID-19," kata Agung.
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ada pedagang yang terindikasi tertular virus corona, ia melanjutkan, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan pada pedagang yang bersangkutan.
Pemerintah Kabupaten Boyolali menutup sementara Pasar Ampel selama tiga hari dari 15 sampai 18 Juli 2020 setelah seorang warga Desa Sampetan Kecamatan Gladaksari yang biasa berdagang sayur di pasar tersebut dinyatakan positif COVID-19.
Menurut Camat Ampel Dwi Sundarto, di Pasar Ampel ada 1.335 pedagang yang terdiri atas 90 pedagang kios, 955 pedagang los, 250 pedagang pasar sayuran pagi, dan 40 pedagang kaki lima.
Tes COVID-19 tidak dilakukan pada seluruh pedagang Pasar Ampel. Dinas Kesehatan menyediakan perangkat pemeriksaan untuk sekitar 100 pedagang.
Kepala Dinas Kesehatan Boyolali Ratri S. Survivalina mengatakan tes cepat COVID-19 terhadap pedagang Pasar Ampel merupakan bagian dari pelacakan riwayat kontak pedagang sayur yang dikonfirmasi terserang COVID-19.
"Kami melakukan pencarian pedagang dan pengunjung yang kotak erat. Ada 100 paket tes cepat yang disediakan, dan kebetulan yang hadir di pasar juga berganti-ganti," kata Ratri.
Dia mengimbau pedagang dan pengunjung pasar yang pernah kontak langsung dengan pedagang sayur tersebut segera melapor supaya petugas bisa memeriksa kesehatan mereka.
Ratri menjelaskan jumlah akumulatif pasien COVID-19 di Boyolali hingga Senin 128 orang dengan perincian 63 orang sudah sembuh, 62 orang masih menjalani perawatan, dan tiga orang meninggal dunia.
Baca juga: Hakim dan pegawai Pengadilan Negeri Semarang jalani tes usap COVID-19
Baca juga: 50 anggota DPRD Grobogan jalani tes usap menyusul Sekda positif COVID-19