Penundaan Olimpiade berpotensi diperpanjang jika virus bermutasi

Kamis, 16 Juli 2020 7:48 WIB

Jakarta (ANTARA) - Olimpiade Tokyo kemungkinan akan menghadapi perpanjangan penundaan jika virus corona bermutasi menjadi patogen yang lebih kuat, sebagaimana pendapat penasihat bidang kesehatan pemerintah Jepang Kiyoshi Kurokawa, Rabu.

Kemungkinan tersebut ia sampaikan berkaitan dengan lonjakan jumlah pasien baru-baru ini di Tokyo, yang disinyalir penyebabnya karena kegagalan untuk tetap berpegang pada pedoman kesehatan untuk mencegah penularan, katanya.

"Saya pikir virus bermutasi setiap saat, mungkin akan menjadi virus yang jauh lebih kuat dan memicu gelombang (pandemi) kedua. Olimpiade mungkin ditunda lagi, tetapi saya tidak bisa memprediksi," kata Kurokawa seperti dilansir Reuters.

Baca juga: Tokyo bersikukuh laksanakan olimpiade tahun depan

Kurokawa, yang sempat menjabat penasihat sains kabinet Jepang 2006-2008, sudah memberi masukan pada pemerintah tentang pandemi virus, termasuk apa yang terjadi dengan lonjakan korban di Tokyo belakangan ini.

"Menurut saya itu adalah insiden kecil yang terjadi di Tokyo, kasus baru adalah karena orang tidak mematuhi rekomendasi kesehatan. Tetapi jika itu terjadi karena ada mutasi, maka itu adalah cerita yang sama sekali berbeda. Hal itu bisa terjadi di mana saja di dunia," pungkas Kurokawa.

Sebelumnya, Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan bahwa Olimpiade harus berlanjut tahun depan sebagai simbol persatuan dunia dalam mengatasi coronavirus. Olimpiade Tokyo 2020 semula dijadwalkan dimulai bulan ini, tetapi ditunda sampai 2021 karena pandemi COVID-19.

Baca juga: Jubir Olimpiade malah sayangkan pemberitaan optimistis media lokal

Lonjakan infeksi di Tokyo, yang menyumbang lebih dari sepertiga dari 23.000 lebih kasus di Jepang, telah mendorong reaksi terhadap kampanye promosi pariwisata domestik. Kurokawa mengatakan pihak berwenang berusaha menyeimbangkan prioritas.

"Menurut saya, salah satu kekhawatiran pandemi ini adalah bagaimana caranya mencegah penyebaran infeksi virus ini. Sisi lain dari masalah ini adalah bagaimana tetap bisa mempromosikan ekonomi. Banyak orang kehilangan pekerjaan," katanya.

Pemerintah masih berusaha secara hati-hati untuk bisa melaksanakan dua prioritas itu secara seimbang, katanya.

Baca juga: 77 persen responden survei di Jepang bilang Olimpiade tak bisa digelar
Baca juga: Hasil polling : setengah penduduk Tokyo tolak Olimpiade tahun depan

Pewarta : Roy Rosa Bachtiar
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Salat Idul Fitri di Masjid Indonesia Tokyo dihadiri 5.000 jamaah

10 April 2024 12:35 Wib

Jepang bakal hapus program magang, ini imbauan KBRI di Tokyo

04 May 2023 10:47 Wib, 2023

Pratama Arhan jalani puasa dapat dukungan Tokyo Verdy

26 March 2022 6:25 Wib, 2022

KBRI Tokyo: Tak ada WNI korban gempa Jepang

17 March 2022 9:59 Wib, 2022

Shin Tae-yong yakini Pratama Arhan mampu bersaing di Tokyo Verdy

03 March 2022 12:30 Wib, 2022
Terpopuler

RTMM-SPSI ajak pekerja informal ikut jaminan sosial ketenagakerjaan

PERISTIWA - 04 May 2024 6:23 Wib

Dadang Somantri berharap pekerja kompeten dan terampil

PERISTIWA - 02 May 2024 8:39 Wib

Kemenag Surakarta: Lansia jadi prioritas petugas haji

PERISTIWA - 30 April 2024 8:24 Wib

ANTARA Biro Jateng lepas mahasiswa magang Polines

PERISTIWA - 04 May 2024 6:37 Wib

BPJS Kesehatan Purwokerto dan mitra RS pastikan prosedur pelayanan

PERISTIWA - 02 May 2024 9:05 Wib