Rembang (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mendorong Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syari'ah BMT Bina Ummat Sejahtera Rembang, Jawa Tengah, untuk memberdayakan sektor perikanan maupun pertanian sebagai sasaran pembiayaan.
"Apalagi, Kabupaten Rembang merupakan daerah pesisir yang memiliki keunggulan di bidang perikanan maupun pertanian," ujarnya ketika berkunjung ke kantor KSPP BMT Bina Ummat Sejahtera Rembang, Sabtu.
Terlebih lagi, kata dia, sektor pertanian dan perikanan sekitar 90-an persennya dikuasai oleh pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Hal itu, lanjut dia, menjadi potensi besar karena termasuk sektor unggulan dengan bahan baku yang tersedia tanpa ada impor.
"Termasuk juga sektor pengolahan di bidang pertanian sehingga ada nilai tambah yang nantinya bisa menambah kesejahteraan petani," ujarnya.
Ia juga berharap petani nantinya bisa menjadi anggota koperasi sehingga bisa mendapatkan pembiayaan.
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengapresiasi kinerja BMT Bina Ummat Sejahtera karena cukup besar dan modern, mengingat dipercaya menjadi pelaksana pembayaran beberapa lembaga, salah satunya perguruan tinggi di Lamongan.
"Kami mendorong BMT Bina Ummat Sejahtera ini untuk naik kelas menjadi lembaga kopersi yang besar, sehingga pemerintah akan sangat terbantu menyalurkan pembiayaan yang lebih mudah dan murah," ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, pelaku UMKM yang mendapatkan pinjaman lewat koperasi juga ada pembinaan, mulai dari literasi keuangannya hingga upayav pengembangan usahanya.
Menurut dia jika pemerintah memperkuat koperasi seperti BMT Bina Ummat Sejahtera ini sama saja memperkuat kelembagaan keuangan masarakat.
Terkait dengan dampak pandemi penyakit virus corona (COVID-19), kata dia, hampir dialami anggota di sejumlah koperasi, termasuk di BMT Bina Ummat Sejahtera tercatat da 30-an persen anggotanya yang terdampak COVID-19.
"Koperasi lain juga hampir sama, seperti di BMT Fastabiq Pati juga berkisar 30-an persen anggotanya terdampak COVID-19," ujarnya.
Hal itu, kata dia, terjadi lantaran permintaan atas prpduk yang mereka tawarkan mengalami penrunan, sehingga tidak sanggup membayar pinjaman dan harus mendapatkan relaksasi.
Kunjungannya ke sejumlah daerah, lanjut dia, dalam rangka memastikan pelaksanaan program pemulihan ekonomi berjalan melalui relaksasi pembiayaan, penghapusan pajak untuk UMKM, serta membantu modal kerja UMKM.
Baca juga: Menkop UKM targetkan dana pemulihan ekonomi tersalur 50 persen Juli 2020
"Apalagi, Kabupaten Rembang merupakan daerah pesisir yang memiliki keunggulan di bidang perikanan maupun pertanian," ujarnya ketika berkunjung ke kantor KSPP BMT Bina Ummat Sejahtera Rembang, Sabtu.
Terlebih lagi, kata dia, sektor pertanian dan perikanan sekitar 90-an persennya dikuasai oleh pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Hal itu, lanjut dia, menjadi potensi besar karena termasuk sektor unggulan dengan bahan baku yang tersedia tanpa ada impor.
"Termasuk juga sektor pengolahan di bidang pertanian sehingga ada nilai tambah yang nantinya bisa menambah kesejahteraan petani," ujarnya.
Ia juga berharap petani nantinya bisa menjadi anggota koperasi sehingga bisa mendapatkan pembiayaan.
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengapresiasi kinerja BMT Bina Ummat Sejahtera karena cukup besar dan modern, mengingat dipercaya menjadi pelaksana pembayaran beberapa lembaga, salah satunya perguruan tinggi di Lamongan.
"Kami mendorong BMT Bina Ummat Sejahtera ini untuk naik kelas menjadi lembaga kopersi yang besar, sehingga pemerintah akan sangat terbantu menyalurkan pembiayaan yang lebih mudah dan murah," ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, pelaku UMKM yang mendapatkan pinjaman lewat koperasi juga ada pembinaan, mulai dari literasi keuangannya hingga upayav pengembangan usahanya.
Menurut dia jika pemerintah memperkuat koperasi seperti BMT Bina Ummat Sejahtera ini sama saja memperkuat kelembagaan keuangan masarakat.
Terkait dengan dampak pandemi penyakit virus corona (COVID-19), kata dia, hampir dialami anggota di sejumlah koperasi, termasuk di BMT Bina Ummat Sejahtera tercatat da 30-an persen anggotanya yang terdampak COVID-19.
"Koperasi lain juga hampir sama, seperti di BMT Fastabiq Pati juga berkisar 30-an persen anggotanya terdampak COVID-19," ujarnya.
Hal itu, kata dia, terjadi lantaran permintaan atas prpduk yang mereka tawarkan mengalami penrunan, sehingga tidak sanggup membayar pinjaman dan harus mendapatkan relaksasi.
Kunjungannya ke sejumlah daerah, lanjut dia, dalam rangka memastikan pelaksanaan program pemulihan ekonomi berjalan melalui relaksasi pembiayaan, penghapusan pajak untuk UMKM, serta membantu modal kerja UMKM.
Baca juga: Menkop UKM targetkan dana pemulihan ekonomi tersalur 50 persen Juli 2020