Jakarta (ANTARA) - Survei yang dilakukan Kaspersky di Indonesia menunjukkan aktivitas anak bermain game melalui perangkat komputer berkurang sejak pandemi virus corona.
"Menurunnya minat pada game di komputer pribadi dapat dijelaskan oleh meningkatnya kebutuhan dalam penggunaannya untuk kegiatan lain. Misalnya, proses pendidikan lebih mudah di akses melalui komputer pribadi daripada di perangkat seluler. Kita dapat melihat bahwa meskipun anak-anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka di rumah, mereka menggunakan komputer dengan bijak dan merasa tidak perlu untuk terjun ke video game,” kata pakar analisis konten di Kaspersky Anna Larkina, dalam keterangan pers, dikutip Sabtu.
Kaspersky Security Network mengumpulkan data secara anonim dari pengguna Kaspersky Safe Kids di sistem operasi Windows dan macOS pada Januari hingga Mei tahun ini.
Berdasarkan data mereka, aktivitas anak bermain game komputer secara konsisten turun pada Maret hingga Mei, di platform Windows dan macOS. Bermain game komputer berjumlah 15,69 persen dan 15,36 persen masing-masing untuk Januari dan Februari 2020.
Tapi, pada Maret, aktivitas tersebut menurun menjadi 13,94 persen pada Maret, dan kembali turun menjadi 13,28 persen untuk April. Data KSN untuk Mei 2020 menunjukkan terdapat 13,26 persen anak yang bermain game di komputer.
Sementara, data untuk aktivitas anak bermain game komputer di Indonesia fluktuatif selama pandemi, pada Maret, tercatat ada 11,21 persen aktivitas main game komputer.
Kegiatan tersebut naik menjadi 16,32 persen selama April dan turun menjadi 13,23 persen pada Mei.
Menurut Kaspersky penurunan bermain game komputer hanya relevan untuk para pengguna platform Windows karena akses ke game untuk platform tersebut lebih banyak dibandingkan sistem macOS.
Baca juga: 5G berpotensi untuk gaming online di Indonesia
Baca juga: "Game online" bisa jadi sarana promosi efektif pariwisata
"Menurunnya minat pada game di komputer pribadi dapat dijelaskan oleh meningkatnya kebutuhan dalam penggunaannya untuk kegiatan lain. Misalnya, proses pendidikan lebih mudah di akses melalui komputer pribadi daripada di perangkat seluler. Kita dapat melihat bahwa meskipun anak-anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka di rumah, mereka menggunakan komputer dengan bijak dan merasa tidak perlu untuk terjun ke video game,” kata pakar analisis konten di Kaspersky Anna Larkina, dalam keterangan pers, dikutip Sabtu.
Kaspersky Security Network mengumpulkan data secara anonim dari pengguna Kaspersky Safe Kids di sistem operasi Windows dan macOS pada Januari hingga Mei tahun ini.
Berdasarkan data mereka, aktivitas anak bermain game komputer secara konsisten turun pada Maret hingga Mei, di platform Windows dan macOS. Bermain game komputer berjumlah 15,69 persen dan 15,36 persen masing-masing untuk Januari dan Februari 2020.
Tapi, pada Maret, aktivitas tersebut menurun menjadi 13,94 persen pada Maret, dan kembali turun menjadi 13,28 persen untuk April. Data KSN untuk Mei 2020 menunjukkan terdapat 13,26 persen anak yang bermain game di komputer.
Sementara, data untuk aktivitas anak bermain game komputer di Indonesia fluktuatif selama pandemi, pada Maret, tercatat ada 11,21 persen aktivitas main game komputer.
Kegiatan tersebut naik menjadi 16,32 persen selama April dan turun menjadi 13,23 persen pada Mei.
Menurut Kaspersky penurunan bermain game komputer hanya relevan untuk para pengguna platform Windows karena akses ke game untuk platform tersebut lebih banyak dibandingkan sistem macOS.
Baca juga: 5G berpotensi untuk gaming online di Indonesia
Baca juga: "Game online" bisa jadi sarana promosi efektif pariwisata