Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo meminta pelacakan kasus penularan dan penyebaran COVID-19 dilakukan lebih agresif dengan memanfaatkan bantuan teknologi telekomunikasi.
"Saya minta pelacakan secara agresif. Dilakukan lebih agresif lagi dengan bantuan teknologi telekomunikasi, dan bukan cara-cara konvensional lagi," kata Presiden dalam Rapat Kabiner Terbatas Percepatan Penanganan Pandemi COVID-19, melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.
Presiden mengatakan di negara-negara lain, seperti di Selandia Baru, digunakan digital diary atau buku harian digital untuk melacak penyebaran COVID-19.
Sementara di Korea Selatan, dilakukan pengembangan GPS bergerak untuk menghimpun data.
"Sehingga pelacakan dapat termonitor dengan baik," ujar Presiden.
Baca juga: 105 warga Pasar Madusari Wonosobo jalani tes cepat
Baca juga: Antisipasi COVID-19. 106 warga Pasar Sapuran Wonosobo jalani tes cepat
"Saya minta pelacakan secara agresif. Dilakukan lebih agresif lagi dengan bantuan teknologi telekomunikasi, dan bukan cara-cara konvensional lagi," kata Presiden dalam Rapat Kabiner Terbatas Percepatan Penanganan Pandemi COVID-19, melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.
Presiden mengatakan di negara-negara lain, seperti di Selandia Baru, digunakan digital diary atau buku harian digital untuk melacak penyebaran COVID-19.
Sementara di Korea Selatan, dilakukan pengembangan GPS bergerak untuk menghimpun data.
"Sehingga pelacakan dapat termonitor dengan baik," ujar Presiden.
Baca juga: 105 warga Pasar Madusari Wonosobo jalani tes cepat
Baca juga: Antisipasi COVID-19. 106 warga Pasar Sapuran Wonosobo jalani tes cepat