Semarang (ANTARA) - Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan Provinsi Jawa Tengah tidak gegabah menerapkan protokol kehidupan normal baru terkait dengan pandemi COVID-19, meskipun angka reproduksi atau potensi penularan dari virus corona jenis baru di daerah itu terus menunjukkan penurunan.
"Persiapan menuju normal baru terus kami lakukan, meskipun saya belum tergesa-gesa menerapkan itu. Saya lebih suka kita menyiapkan dengan baik agar 'clear' betul persiapannya," katanya di Semarang, Selasa.
Ia menjelaskan protokol kehidupan normal baru akan diterapkan jika setiap institusi, lembaga, tempat ibadah, sekolah, dan tempat publik lain di Jateng benar-benar telah menyiapkannya dengan baik.
Selain itu, katanya, kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan sudah tumbuh guna mengantisipasi meluasnya penyebaran COVID-19.
"Kami tidak akan gegabah, tapi angka (data dari Bappenas, red.) itu tetap kami jadikan satu pegangan. Saya khawatir masih ada gelombang kedua, gelombang ketiga dan lainnya. Kami juga terus mengontrol daerah-daerah yang masih fluktuatif kasusnya seperti Kota Semarang," ujarnya.
Ganjar menyebut hal yang harus dilakukan mengedukasi masyarakat sehingga nanti kalau angka itu turun terus bahkan lebih rendah agar masyarakat sudah siap sebagai suatu kebiasaan baru.
"Saya minta bupati dan wali kota untuk giat menyosialisasikan itu agar masyarakat terbiasa. Selain itu, daerah yang hijau juga harus dipertahankan, awasi perbatasan agar daerahnya tetap terjaga dengan baik," katanya.
Orang nomor satu di Jateng itu, menegaskan bahwa protokol kehidupan normal baru di Provinsi Jawa Tengah terkait dengan COVID-19, tidak diterapkan dalam waktu dekat mengingat masih perlu berbagai persiapan.
"Penerapan normal baru itu bukan berarti urusan pandemi selesai lho, artinya kita harus menyiapkan betul antisipasi-antisipasi yang ada, jangan sampai diterapkan normal baru kita lengah dari sisi kesehatan apabila terjadi gelombang selanjutnya," ujarnya.(Kom)
Baca juga: Jelang normal baru, Pemkab Batang siap membuka empat objek wisata
Baca juga: Bupati Temanggung sebut normal baru perlu aturan baru
"Persiapan menuju normal baru terus kami lakukan, meskipun saya belum tergesa-gesa menerapkan itu. Saya lebih suka kita menyiapkan dengan baik agar 'clear' betul persiapannya," katanya di Semarang, Selasa.
Ia menjelaskan protokol kehidupan normal baru akan diterapkan jika setiap institusi, lembaga, tempat ibadah, sekolah, dan tempat publik lain di Jateng benar-benar telah menyiapkannya dengan baik.
Selain itu, katanya, kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan sudah tumbuh guna mengantisipasi meluasnya penyebaran COVID-19.
"Kami tidak akan gegabah, tapi angka (data dari Bappenas, red.) itu tetap kami jadikan satu pegangan. Saya khawatir masih ada gelombang kedua, gelombang ketiga dan lainnya. Kami juga terus mengontrol daerah-daerah yang masih fluktuatif kasusnya seperti Kota Semarang," ujarnya.
Ganjar menyebut hal yang harus dilakukan mengedukasi masyarakat sehingga nanti kalau angka itu turun terus bahkan lebih rendah agar masyarakat sudah siap sebagai suatu kebiasaan baru.
"Saya minta bupati dan wali kota untuk giat menyosialisasikan itu agar masyarakat terbiasa. Selain itu, daerah yang hijau juga harus dipertahankan, awasi perbatasan agar daerahnya tetap terjaga dengan baik," katanya.
Orang nomor satu di Jateng itu, menegaskan bahwa protokol kehidupan normal baru di Provinsi Jawa Tengah terkait dengan COVID-19, tidak diterapkan dalam waktu dekat mengingat masih perlu berbagai persiapan.
"Penerapan normal baru itu bukan berarti urusan pandemi selesai lho, artinya kita harus menyiapkan betul antisipasi-antisipasi yang ada, jangan sampai diterapkan normal baru kita lengah dari sisi kesehatan apabila terjadi gelombang selanjutnya," ujarnya.(Kom)
Baca juga: Jelang normal baru, Pemkab Batang siap membuka empat objek wisata
Baca juga: Bupati Temanggung sebut normal baru perlu aturan baru