Kudus (ANTARA) - Seorang pengrajin kopiah berbahan karung goni di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai kebanjiran pesanan setelah kopiah yang memberikan kesan klasik dan unik hasil buatannya itu mampu menarik minat masyarakat dari berbagai daerah.
"Meskipun usaha membuat kopiah dari karung goni baru dimulai bulan Maret 2020, sudah banyak pesanan dari berbagai daerah di Tanah Air karena pemasarannya juga memanfaatkan media sosial," kata pengrajin kopiah asal Desa Padurenan Kabupaten Kudus Marwoto di Kudus, Rabu.
Pesanan yang diterima, di antaranya dari warga Semarang, Yogyakarta, Jawa Timur, Tangerang hingga dari Korea Selatan.
Khusus pemesan dari Korea Selatan, kata dia, yang memesan merupakan tenaga kerja asal Indonesia yang kebetulan bekerja di negara tersebut.
Meskipun di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), kata dia, kopiah karung goni buatannya itu sangat banyak peminatnya, terlebih saat ini tengah memasuki bulan Ramadhan.
Bulan sebelumnya, dia mengaku, sudah berhasil menjual sekitar 3.000 buah kopiah dengan harga jual per buahnya mulai dari Rp30.000 untuk kopiah polos dan Rp35.000 untuk kopiah motif.
Sementara kapasitas produksinya, kata dia, dalam sehari mampu membuat 100 buah peci karung goni, ketika ada pesanana lebih banyak tentunya akan ditingkatkan dengan menambah pekerja.
Ide awal tertarik membuat kopiah dari bahan karung goni, kata dia, berawal dari perayaan tahunan untuk peringatan hari jadi dan berdirinya Masjid Al Aqsha Kudus pada bulan Maret 2020 yang menampilkan nuansa klasik, termasuk bahan karung goni juga ikut digunakan dalam hiasan kegiatan tersebut.
"Kemudian muncul ide untuk membuat peci dari bahan serupa dan hasilnya memang banyak diminati masyarakat," ujarnya.
Setelah banyak peminat, kemudian usahanya itu merambah ke pembuatan topi serta tas dengan bahan yang sama.
Karung goni yang digunakan, bukanlah limbah melainkan karung goni baru yang memang diperoleh dari produsennya langsung.
Untuk memudahkan masyarakat mendapatkan kopiah, tas maupun topi dari karung goni, dirinya membuka gerai di Jalan Raya Besito Kudus.
"Meskipun usaha membuat kopiah dari karung goni baru dimulai bulan Maret 2020, sudah banyak pesanan dari berbagai daerah di Tanah Air karena pemasarannya juga memanfaatkan media sosial," kata pengrajin kopiah asal Desa Padurenan Kabupaten Kudus Marwoto di Kudus, Rabu.
Pesanan yang diterima, di antaranya dari warga Semarang, Yogyakarta, Jawa Timur, Tangerang hingga dari Korea Selatan.
Khusus pemesan dari Korea Selatan, kata dia, yang memesan merupakan tenaga kerja asal Indonesia yang kebetulan bekerja di negara tersebut.
Meskipun di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), kata dia, kopiah karung goni buatannya itu sangat banyak peminatnya, terlebih saat ini tengah memasuki bulan Ramadhan.
Bulan sebelumnya, dia mengaku, sudah berhasil menjual sekitar 3.000 buah kopiah dengan harga jual per buahnya mulai dari Rp30.000 untuk kopiah polos dan Rp35.000 untuk kopiah motif.
Sementara kapasitas produksinya, kata dia, dalam sehari mampu membuat 100 buah peci karung goni, ketika ada pesanana lebih banyak tentunya akan ditingkatkan dengan menambah pekerja.
"Kemudian muncul ide untuk membuat peci dari bahan serupa dan hasilnya memang banyak diminati masyarakat," ujarnya.
Setelah banyak peminat, kemudian usahanya itu merambah ke pembuatan topi serta tas dengan bahan yang sama.
Karung goni yang digunakan, bukanlah limbah melainkan karung goni baru yang memang diperoleh dari produsennya langsung.
Untuk memudahkan masyarakat mendapatkan kopiah, tas maupun topi dari karung goni, dirinya membuka gerai di Jalan Raya Besito Kudus.