Magelang (ANTARA) - Petugas berhasil membawa seorang pria warga negara asing (WNA) asal Kanada berinisial CAB (53) untuk dikarantina di RSUD Budi Rahayu Magelang setelah melakukan negosiasi panjang karena yang bersangkutan menolak hingga terlibat adu mulut dengan petugas.
Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina di Magelang, Rabu, mengatakan peristiwa ini berawal saat CAB berkunjung ke rumah mertuanya di Perum Depkes Kota Magelang untuk menemui anak kandungnya yang masih balita.
Saat itu mertuanya menolak karena diduga CAB mengambil paksa anak laki-lakinya itu.
"Kemudian terjadi kegaduhan di situ. Polisi datang untuk mengamankan CAB, untuk dikarantina karena dia datang dari luar kota. Tapi CAB menolak sampai terjadi pertengkaran," kata Windarti.
Menurut dia, saat itu suasana cukup menegangkan sekaligus haru. CAB marah karena tidak ingin dipisahkan dari anaknya yang sudah berpisah sejak lima bulan lalu. CAB sudah bercerai dengan istrinya yang kini berada di Jakarta bersama anak perempuannya.
Windarti melakukan upaya persuasif dengan memberi pengertian tentang pentingnya karantina pada saat pandemik COVID-19 ini. Selain itu, apa yang dilakukan CAB telah meresahkan dan justru membahayakan anaknya. Negosiasi berangsung alot hingga akhirnya CAB bersedia di-rapid test oleh petugas kesehatan dan karantina dengan syarat harus bersama anaknya.
"Akhirnya CAB dan anaknya bersedia diambil darahnya (rapid test) saat itu juga, dia juga mau dikarantina di RSUD Budi Rahayu, tapi syaratnya dia mau bersama sang anak. Kita turuti saja tapi neneknya (mertua) juga ikut mendampingi selama karantina," papar Windarti.
Dalam kasus ini, pihaknya juga dibantu petugas Imigrasi Kelas IIA Wonosobo untuk menelusuri status hukum kewarganegaraan yang bersangkutan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang dr. Majid Rohmawanto mengatakan, WNA itu datang dari Bogor ke Kota Magelang akan mengambil anaknya. Saat ini sudah dikarantina di RSUD Budi Rahayu bersama anak dan mertuanya.
"Selain itu, kita juga sudah rapid test hasilnya negatif. Kita isolasi di rumah sakit dari pada isolasi mandiri di rumah membuat gaduh," ujarnya. (hms).
Baca juga: Pesumo muda yang terinfeksi corona akhirnya meninggal
Baca juga: Purbalingga akan berlakukan jam malam
Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina di Magelang, Rabu, mengatakan peristiwa ini berawal saat CAB berkunjung ke rumah mertuanya di Perum Depkes Kota Magelang untuk menemui anak kandungnya yang masih balita.
Saat itu mertuanya menolak karena diduga CAB mengambil paksa anak laki-lakinya itu.
"Kemudian terjadi kegaduhan di situ. Polisi datang untuk mengamankan CAB, untuk dikarantina karena dia datang dari luar kota. Tapi CAB menolak sampai terjadi pertengkaran," kata Windarti.
Menurut dia, saat itu suasana cukup menegangkan sekaligus haru. CAB marah karena tidak ingin dipisahkan dari anaknya yang sudah berpisah sejak lima bulan lalu. CAB sudah bercerai dengan istrinya yang kini berada di Jakarta bersama anak perempuannya.
Windarti melakukan upaya persuasif dengan memberi pengertian tentang pentingnya karantina pada saat pandemik COVID-19 ini. Selain itu, apa yang dilakukan CAB telah meresahkan dan justru membahayakan anaknya. Negosiasi berangsung alot hingga akhirnya CAB bersedia di-rapid test oleh petugas kesehatan dan karantina dengan syarat harus bersama anaknya.
"Akhirnya CAB dan anaknya bersedia diambil darahnya (rapid test) saat itu juga, dia juga mau dikarantina di RSUD Budi Rahayu, tapi syaratnya dia mau bersama sang anak. Kita turuti saja tapi neneknya (mertua) juga ikut mendampingi selama karantina," papar Windarti.
Dalam kasus ini, pihaknya juga dibantu petugas Imigrasi Kelas IIA Wonosobo untuk menelusuri status hukum kewarganegaraan yang bersangkutan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang dr. Majid Rohmawanto mengatakan, WNA itu datang dari Bogor ke Kota Magelang akan mengambil anaknya. Saat ini sudah dikarantina di RSUD Budi Rahayu bersama anak dan mertuanya.
"Selain itu, kita juga sudah rapid test hasilnya negatif. Kita isolasi di rumah sakit dari pada isolasi mandiri di rumah membuat gaduh," ujarnya. (hms).
Baca juga: Pesumo muda yang terinfeksi corona akhirnya meninggal
Baca juga: Purbalingga akan berlakukan jam malam