Ini kabar baik, FDA akan setujui remdesivir obat pasien terinfeksi virus corona

Kamis, 30 April 2020 8:33 WIB

Jakarta (ANTARA) - Badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA), kemungkinan akan mengeluarkan persetujuan darurat untuk remdesivir sebagai obat bagi pasien terinfeksi virus corona (COVID-19).

Perkembangan baru itu diungkapkan oleh seorang pejabat senior FDA, menurut New York Times dalam laporannya, dikutip Kamis.

Percobaan federal menunjukkan bahwa pengobatan dengan remdesivir, obat antivirus eksperimental, dapat mempercepat pemulihan pada pasien yang terinfeksi coronavirus, Dr. Anthony S. Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan pada Rabu (29/4).

Baca juga: Kabar terkini jamu Indonesia untuk corona, bersiap diuji klinis

Baca juga: Kandidat obat baru corona "remdesivir" diklaim menjanjikan


Jika benar FDA memberikan persetujuan, maka obat yang dibuat oleh Gilead Sciences itu bisa menjadi obat pertama yang disetujui untuk COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru.

Otorisasi darurat oleh FDA tidak sama dengan persetujuan obat resmi oleh badan itu. Ketika pemerintah federal mengumumkan darurat kesehatan masyarakat, FDA dapat menyetujui obat atau tes tertentu untuk mengatasi keadaan darurat jika tidak ada alternatif lain. Itu adalah kasus dengan coronavirus, karena tidak ada obat yang terbukti efektif melawan virus.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia berharap FDA segera menyetujui obat tertentu untuk tangani COVID-19.

"Kami ingin semuanya aman, tetapi kami ingin melihat persetujuan yang sangat cepat, terutama dengan hal-hal yang berfungsi," katanya dalam pertemuan dengan eksekutif perusahaan di Gedung Putih.

Baca juga: BPOM tegaskan penggunaan klorokuin harus dengan pengawasan dokter

Baca juga: Kandidat obat corona, "hydroxychloroquine" diuji klinis pada manusia


Sejak dimulainya pandemi COVID-19, FDA telah bekerja untuk memfasilitasi pengembangan dan ketersediaan penanggulangan medis dan peralatan untuk digunakan oleh pasien, penyedia perawatan kesehatan, dan sistem perawatan kesehatan secepat dan seaman mungkin, termasuk perangkat tes darah hingga respirator.

FDA telah bekerja dengan lebih dari 300 pengembang alat tes untuk mendeteksi virus, termasuk banyak yang sudah memberi tahu FDA bahwa mereka telah
mengembangkan tes serologis untuk mengidentifikasi individu yang memiliki antibodi terhadap virus dari masa lalu atau saat ini, COVID-19.

Namun, sampai saat ini belum ada obat yang direkomendasikan khusus untuk pengobatan COVID-19.

Baca juga: Hydroxychloroquine efektif untuk obat corona

Baca juga: Demi temukan obat corona, darah penyintas corona akan diuji coba


Editor: Alviansyah Pasaribu


Pewarta : Suryanto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Gudang pabrik obat ilegal di Kawasan Industri Candi Semarang terungkap

26 March 2024 21:31 Wib

Puskris kirim obat-obatan untuk pengungsi banjir Demak

24 March 2024 6:27 Wib

Polres Pemalang gagalkan peredaran obat keras

21 March 2024 17:50 Wib

PLN dirikan dapur dan bagikan obat bagi korban banjir Semarang dan Kendal

19 March 2024 16:12 Wib

Peneliti vokasi Undip ungkap obat herbal untuk COVID-19

28 December 2023 8:21 Wib
Terpopuler

Kalangan akademisi ramaikan Pilkada Surakarta

PERISTIWA - 25 April 2024 15:48 Wib

Mahmudah, "Kartini" masa kini yang 11 tahun "nyetir" truk tangki

EKONOMI - 21 April 2024 17:40 Wib

Wali Kota Surakarta gandeng sepatu lokal bantu siswa kurang mampu

PERISTIWA - 26 April 2024 13:27 Wib

Kemenkumham Jateng tambah daya tampung 550 penghuni di Rutan Semarang

PERISTIWA - 21 April 2024 15:46 Wib

Nyalanesia gandeng sejumlah pemda beri pendampingan literasi sekolah

PERISTIWA - 10 jam lalu