Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menegur pelaksana proyek Gedung Fakultas Teknik Universitas Tidar (Untidar) Magelang karena menyebabkan jalan di sekitar proyek tersebut kotor dan berlumpur.
Teguran itu disampaikan Sigit saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sekitar Jalan S. Parman dan Kampus Universitas Tidar (Untidar), Kota Magelang, Rabu.
Sigit geram melihat akses masuk ke kampus perguruan tinggi negeri dan Secaba itu dipenuhi pasir dan lumpur. Begitu juga dengan seluruh armada pengangkutan pembuangan yang kotor.
Sigit langsung menemui dan melontarkan teguran ke penanggung jawab pelaksana proyek di Untidar itu.
"Saya tidak masalah mau membangun apa, tetapi perhatikan kebersihannya. Jangan sampai merugikan masyarakat seperti ini," kata Sigit kepada salah seorang pelaksana pengerjaan gedung Fakultas Teknik Untidar.
Ia menilai cara mereka melakukan pembersihan truk sebelum keluar masuk salah. Hal itu menyebabkan debu, pasir, tercecer di sepanjang jalan bahkan sampai ke Jalan Pahlawan dan Jalan A. Yani. Selain kotor, kondisi ini bisa membahayakan pengguna jalan. Banyak warga yang sudah mengeluhkan hal tersebut.
Baca juga: Wali Kota Magelang pimpin penyemprotan disinfektan massal
"Saya tiap minggu, dua kali lewat sini (Jalan Kapten S Parman). Saya melihat jalan bagus jadi kotor begini," katanya.
Sigit pun tidak segan menegur keras para pekerja pelaksana sekaligus meminta Satpol PP Kota Magelang untuk menghentikan pembangunan bila peringatannya tidak diindahkan.
"Ini yang bikin jalan jadi kotor, berlumpur, berdebu. Bahkan sampai di Jalan Pahlawan, Jalan A Yani. Kalau besok masih seperti ini, langsung saya stop," kata Sigit didampingi Rektor Untidar, Prof Dr Ir Mukh Arifin.
Ia meminta semua pelaksana pembangunan di wilayahnya untuk senantiasa memperhatikan kebersihan dan kesehatan masyarakat. Terlebih di tengah pandemi virus corona (COVID-19) yang masih terjadi hingga sekarang.
"Rakyat sudah susah karena corona, ini ditambah kotanya jadi rusak, kotor. Saya sarankan ke mereka, begitu bongkar mobilnya disemprot bersih. Jadi keluar bersih. Tapi kalau begitu masuk kotor, keluar kotor lagi, ya jadinya mengotori yang lainnya," katanya.
Sigit secara spontanitas memerintahkan mobil pemadam kebakaran dan armada dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk melakukan penyemprotan di sepanjang Jalan S Parman dan Jalan Pahlawan.
Ia juga memerintahkan Kepala Satpol PP, Kepala DPUPR, Kepala DLH, Camat Magelang Utara dan Lurah Potrobangsan untuk memonitor komitmen pelaksana proyek yang akan melaksanakan pekerjaan dengan baik dan bersih.
"Supremasi predikat kota hijau bersih dan indah harus betul-betul melekat di Kota Magelang dan harus kita pertahankan dan kalau mereka tidak mematuhi sampai membuang kotoran/tanah sepanjang jalan masih tercecer di jalan lagi akan saya hentikan," katanya.
Sementara itu, PT Galatama Semarang selaku pelaksana pembangunan Fakultas Teknik Untidar meminta maaf kepada Sigit dan jajaran Pemkot atas kesalahan teknis ini sehingga mengotori hampir semua jalan yang dilalui.
Mereka berjanji akan memperbaiki teknis penyemprotan yang ideal dan tidak membuat kotor jalan raya.
"Intinya kami terima kasih atas nasihat Pak Wali. Untuk teknisnya nanti disemprot. Supaya jalan tidak kotor," kata Ponimin salah satu pelaksana dari PT Galatama Semarang. (hms).
Baca juga: PKL di Kota Magelang diizinkan jualan tanpa meja-kursi untuk pembeli
Teguran itu disampaikan Sigit saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sekitar Jalan S. Parman dan Kampus Universitas Tidar (Untidar), Kota Magelang, Rabu.
Sigit geram melihat akses masuk ke kampus perguruan tinggi negeri dan Secaba itu dipenuhi pasir dan lumpur. Begitu juga dengan seluruh armada pengangkutan pembuangan yang kotor.
Sigit langsung menemui dan melontarkan teguran ke penanggung jawab pelaksana proyek di Untidar itu.
"Saya tidak masalah mau membangun apa, tetapi perhatikan kebersihannya. Jangan sampai merugikan masyarakat seperti ini," kata Sigit kepada salah seorang pelaksana pengerjaan gedung Fakultas Teknik Untidar.
Ia menilai cara mereka melakukan pembersihan truk sebelum keluar masuk salah. Hal itu menyebabkan debu, pasir, tercecer di sepanjang jalan bahkan sampai ke Jalan Pahlawan dan Jalan A. Yani. Selain kotor, kondisi ini bisa membahayakan pengguna jalan. Banyak warga yang sudah mengeluhkan hal tersebut.
Baca juga: Wali Kota Magelang pimpin penyemprotan disinfektan massal
"Saya tiap minggu, dua kali lewat sini (Jalan Kapten S Parman). Saya melihat jalan bagus jadi kotor begini," katanya.
Sigit pun tidak segan menegur keras para pekerja pelaksana sekaligus meminta Satpol PP Kota Magelang untuk menghentikan pembangunan bila peringatannya tidak diindahkan.
"Ini yang bikin jalan jadi kotor, berlumpur, berdebu. Bahkan sampai di Jalan Pahlawan, Jalan A Yani. Kalau besok masih seperti ini, langsung saya stop," kata Sigit didampingi Rektor Untidar, Prof Dr Ir Mukh Arifin.
Ia meminta semua pelaksana pembangunan di wilayahnya untuk senantiasa memperhatikan kebersihan dan kesehatan masyarakat. Terlebih di tengah pandemi virus corona (COVID-19) yang masih terjadi hingga sekarang.
"Rakyat sudah susah karena corona, ini ditambah kotanya jadi rusak, kotor. Saya sarankan ke mereka, begitu bongkar mobilnya disemprot bersih. Jadi keluar bersih. Tapi kalau begitu masuk kotor, keluar kotor lagi, ya jadinya mengotori yang lainnya," katanya.
Sigit secara spontanitas memerintahkan mobil pemadam kebakaran dan armada dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk melakukan penyemprotan di sepanjang Jalan S Parman dan Jalan Pahlawan.
Ia juga memerintahkan Kepala Satpol PP, Kepala DPUPR, Kepala DLH, Camat Magelang Utara dan Lurah Potrobangsan untuk memonitor komitmen pelaksana proyek yang akan melaksanakan pekerjaan dengan baik dan bersih.
"Supremasi predikat kota hijau bersih dan indah harus betul-betul melekat di Kota Magelang dan harus kita pertahankan dan kalau mereka tidak mematuhi sampai membuang kotoran/tanah sepanjang jalan masih tercecer di jalan lagi akan saya hentikan," katanya.
Sementara itu, PT Galatama Semarang selaku pelaksana pembangunan Fakultas Teknik Untidar meminta maaf kepada Sigit dan jajaran Pemkot atas kesalahan teknis ini sehingga mengotori hampir semua jalan yang dilalui.
Mereka berjanji akan memperbaiki teknis penyemprotan yang ideal dan tidak membuat kotor jalan raya.
"Intinya kami terima kasih atas nasihat Pak Wali. Untuk teknisnya nanti disemprot. Supaya jalan tidak kotor," kata Ponimin salah satu pelaksana dari PT Galatama Semarang. (hms).
Baca juga: PKL di Kota Magelang diizinkan jualan tanpa meja-kursi untuk pembeli