Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta melaporkan pengusir tiga perawat RSUD Bung Karno Surakarta oleh seorang bidan sekaligus pemilik indekos di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
"Saya laporkan hari ini ke Polres Sukoharjo agar tidak terulang di daerah lain," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Selasa.
Ia sendiri mengaku prihatin atas kejadian tersebut mengingat pelaku pengusiran juga merupakan tenaga medis, yaitu bidan.
Menurut dia, kejadian pengusiran tersebut tidak mencerminkan sikap sebagai warga negara Indonesia.
"Tadi saya juga dapat surat dari persatuan bidan dari Kabupaten Sukoharjo. Pada surat tersebut mereka minta maaf atas kejadian tersebut. Mereka juga menyerahkan prosesnya ke Pemkot," ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan laporan, dikatakannya, sedang dalam proses penyusunan. "Baru kami susun untuk melaporkan kronologis sepihak untuk disampaikan ke kepolisian. Hari ini kami sampaikan ke Polres Sukoharjo, yang melaporkan dokter rumah sakit," tuturnya.
Meski demikian, dikatakannya, dampak dari kejadian tersebut adalah banyak orang yang menawarkan rumahnya untuk menjadi rumah singgah tenaga medis.
Baca juga: Rindu pulang, perawat COVID-19 ajak masyarakat taat protokol kesehatan
Sebelumnya, seorang pemilik indekos bernama Siti Mutmainah memberikan klarifikasi terkait kejadian pengusiran tiga perawat RSUD Bung Karno Surakarta. Ia mengaku telah meminta tiga perawat tersebut untuk tidak lagi indekos di rumahnya karena khawatir sang suami yang punya masalah kesehatan tertular virus Corona.
Ia mengaku tidak bermaksud untuk mengusir ketiganya. Bahkan, dia meminta para perawat tersebut untuk mencari tempat yang lebih aman.
Baca juga: Perawat RSPI berbagi pengalaman tangani pasien COVID-19
"Saya laporkan hari ini ke Polres Sukoharjo agar tidak terulang di daerah lain," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Selasa.
Ia sendiri mengaku prihatin atas kejadian tersebut mengingat pelaku pengusiran juga merupakan tenaga medis, yaitu bidan.
Menurut dia, kejadian pengusiran tersebut tidak mencerminkan sikap sebagai warga negara Indonesia.
"Tadi saya juga dapat surat dari persatuan bidan dari Kabupaten Sukoharjo. Pada surat tersebut mereka minta maaf atas kejadian tersebut. Mereka juga menyerahkan prosesnya ke Pemkot," ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan laporan, dikatakannya, sedang dalam proses penyusunan. "Baru kami susun untuk melaporkan kronologis sepihak untuk disampaikan ke kepolisian. Hari ini kami sampaikan ke Polres Sukoharjo, yang melaporkan dokter rumah sakit," tuturnya.
Meski demikian, dikatakannya, dampak dari kejadian tersebut adalah banyak orang yang menawarkan rumahnya untuk menjadi rumah singgah tenaga medis.
Baca juga: Rindu pulang, perawat COVID-19 ajak masyarakat taat protokol kesehatan
Sebelumnya, seorang pemilik indekos bernama Siti Mutmainah memberikan klarifikasi terkait kejadian pengusiran tiga perawat RSUD Bung Karno Surakarta. Ia mengaku telah meminta tiga perawat tersebut untuk tidak lagi indekos di rumahnya karena khawatir sang suami yang punya masalah kesehatan tertular virus Corona.
Ia mengaku tidak bermaksud untuk mengusir ketiganya. Bahkan, dia meminta para perawat tersebut untuk mencari tempat yang lebih aman.
Baca juga: Perawat RSPI berbagi pengalaman tangani pasien COVID-19