Solo (ANTARA) - Sejumlah relawan pandemi COVID-19 dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mulai mengedukasi masyarakat agar tidak mudah terjebak pada informasi palsu atau hoaks terkait wabah tersebut.
"Namanya relawan 'online' Corona, di sini kami memberikan informasi yang benar kepada masyarakat melalui media sosial," kata salah satu relawan dari Fakultas Kedokteran (FK) UNS Gilang Teguh Pratama di Solo, Selasa.
Ia mengatakan saat ini banyak orang yang terlanjur percaya pada informasi yang salah, seperti air dan lemon dapat mematikan virus corona, serta sering minum air hangat juga dapat terhindar dari virus tersebut.
"Apalagi ada juga informasi jika meminum disinfektan maka virus akan mati. Padahal disinfektan itu kena kulit saja berbahaya, apalagi sampai ditelan," katanya.
Ia mengatakan edukasi sendiri dimulai dari kelompok terdekat para relawan, yaitu keluarga. Selanjutnya, diharapkan keluarga yang lain bisa menularkan informasi tersebut ke komunitas yang lebih luas.
"Misalnya yang paling dekat adalah lewat WA grup keluarga, harapannya anggota dari grup ini bisa meneruskan pesan tersebut ke teman-teman kantor atau di luar itu," katanya.
Terkait dengan tugas para relawan, Dekan Fakultas Kedokteran UNS Reviono mengatakan sebelum terjun ke masyarakat baik itu melalui daring atau langsung, para relawan terlebih dahulu diberikan pembekalan.
"Selain itu mereka juga didampingi oleh dosen pembimbing yang tugasnya memberikan konsultasi kegiatan atau tugas yang menunjang program kerja para relawan," katanya.
Ia mengatakan tugas para relawan tidak langsung berinteraksi dengan para pasien karena pasien langsung ditangani oleh dokter spesialis, melainkan lebih menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam memberikan edukasi dan informasi yang tepat kepada masyarakat.
"Bahkan relawan yang merupakan dokter muda juga dilibatkan pada program kerja Dinas Kesehatan. Oleh karena itu, dosen pembimbing juga melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini ada sebanyak 52 relawan dari FK UNS. Meski demikian, ada kemungkinan jumlah tersebut akan terus bertambah.**
"Namanya relawan 'online' Corona, di sini kami memberikan informasi yang benar kepada masyarakat melalui media sosial," kata salah satu relawan dari Fakultas Kedokteran (FK) UNS Gilang Teguh Pratama di Solo, Selasa.
Ia mengatakan saat ini banyak orang yang terlanjur percaya pada informasi yang salah, seperti air dan lemon dapat mematikan virus corona, serta sering minum air hangat juga dapat terhindar dari virus tersebut.
"Apalagi ada juga informasi jika meminum disinfektan maka virus akan mati. Padahal disinfektan itu kena kulit saja berbahaya, apalagi sampai ditelan," katanya.
Ia mengatakan edukasi sendiri dimulai dari kelompok terdekat para relawan, yaitu keluarga. Selanjutnya, diharapkan keluarga yang lain bisa menularkan informasi tersebut ke komunitas yang lebih luas.
"Misalnya yang paling dekat adalah lewat WA grup keluarga, harapannya anggota dari grup ini bisa meneruskan pesan tersebut ke teman-teman kantor atau di luar itu," katanya.
Terkait dengan tugas para relawan, Dekan Fakultas Kedokteran UNS Reviono mengatakan sebelum terjun ke masyarakat baik itu melalui daring atau langsung, para relawan terlebih dahulu diberikan pembekalan.
"Selain itu mereka juga didampingi oleh dosen pembimbing yang tugasnya memberikan konsultasi kegiatan atau tugas yang menunjang program kerja para relawan," katanya.
Ia mengatakan tugas para relawan tidak langsung berinteraksi dengan para pasien karena pasien langsung ditangani oleh dokter spesialis, melainkan lebih menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam memberikan edukasi dan informasi yang tepat kepada masyarakat.
"Bahkan relawan yang merupakan dokter muda juga dilibatkan pada program kerja Dinas Kesehatan. Oleh karena itu, dosen pembimbing juga melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini ada sebanyak 52 relawan dari FK UNS. Meski demikian, ada kemungkinan jumlah tersebut akan terus bertambah.**