Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan pemerintah segera merilis kebijakan relaksasi dan stimulus bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Febrio menuturkan relaksasi dan stimulus UMKM tersebut nantinya akan menggunakan dana Rp150 triliun yang merupakan anggaran untuk kegiatan pemulihan ekonomi nasional.
“Ini sedang digodok, tapi diindikasikan ini adalah relaksasi dan stimulus untuk UMKM. Dalam waktu dekat akan kita rilis,” katanya dalam diskusi publik secara daring di Jakarta, Senin.
Febrio menyatakan formulasi dari stimulus untuk UMKM tersebut akan disampaikan terlebih dahulu kepada Presiden Joko Widodo agar dapat dilihat terkait preferensinya.
“Beliau akan melihat preferensinya seperti apa tapi ini memang untuk kelas menengah UMKM itu,” ujarnya.
Febrio menjelaskan dana Rp150 triliun itu merupakan bagian dari tambahan belanja dalam APBN 2020 sebesar Rp405,1 triliun yang digunakan untuk penanganan dampak COVID-19.
Sementara itu, Febrio merinci Rp405,1 triliun terdiri dari Rp75 triliun bidang kesehatan, Rp110 triliun perlindungan sosial, Rp75,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat, serta Rp150 triliun untuk program pemulihan ekonomi.
Ia mengatakan untuk program kredit usaha rakyat (KUR), program keluarga harapan (PKH), bantuan langsung tunai (BLT), dan usaha mikro (UMi) hingga kini telah menyasar 20 persen UMKM terbawah.
“Ini yang akan kita kejar karena untuk KUR, UMi, PKH, BLT dan sebagainya sudah menyasar 20 persen paling bawah,” katanya.
Oleh sebab itu Febrio menuturkan melalui stimulus Rp150 triliun nantinya dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas khususnya dalam sektor UMKM.
“Sekarang kita mau lihat bagaimana caranya supaya yang di atas 20 persen tadi juga dapat karena ini menyangkut sektor informal yang di level UMKM,” ujarnya.
Ia pun berharap relaksasi dan stimulus UMKM yang akan segera dirilis mampu mengurangi beban UMKM yang tertekan pandemi COVID-19.
“Ini yang ingin kita lihat bagaimana Rp150 triliun ini bisa efektif untuk mengurangi beban mereka yang di sana. Jadi, fokusnya memang ke UMKM,” katanya.
Baca juga: Pertahankan usaha, UMKM perlu manfaatkan platform digital
Baca juga: Gojek bantu UMKM agar mampu bertahan di tengah wabah Corona
Febrio menuturkan relaksasi dan stimulus UMKM tersebut nantinya akan menggunakan dana Rp150 triliun yang merupakan anggaran untuk kegiatan pemulihan ekonomi nasional.
“Ini sedang digodok, tapi diindikasikan ini adalah relaksasi dan stimulus untuk UMKM. Dalam waktu dekat akan kita rilis,” katanya dalam diskusi publik secara daring di Jakarta, Senin.
Febrio menyatakan formulasi dari stimulus untuk UMKM tersebut akan disampaikan terlebih dahulu kepada Presiden Joko Widodo agar dapat dilihat terkait preferensinya.
“Beliau akan melihat preferensinya seperti apa tapi ini memang untuk kelas menengah UMKM itu,” ujarnya.
Febrio menjelaskan dana Rp150 triliun itu merupakan bagian dari tambahan belanja dalam APBN 2020 sebesar Rp405,1 triliun yang digunakan untuk penanganan dampak COVID-19.
Sementara itu, Febrio merinci Rp405,1 triliun terdiri dari Rp75 triliun bidang kesehatan, Rp110 triliun perlindungan sosial, Rp75,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat, serta Rp150 triliun untuk program pemulihan ekonomi.
Ia mengatakan untuk program kredit usaha rakyat (KUR), program keluarga harapan (PKH), bantuan langsung tunai (BLT), dan usaha mikro (UMi) hingga kini telah menyasar 20 persen UMKM terbawah.
“Ini yang akan kita kejar karena untuk KUR, UMi, PKH, BLT dan sebagainya sudah menyasar 20 persen paling bawah,” katanya.
Oleh sebab itu Febrio menuturkan melalui stimulus Rp150 triliun nantinya dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas khususnya dalam sektor UMKM.
“Sekarang kita mau lihat bagaimana caranya supaya yang di atas 20 persen tadi juga dapat karena ini menyangkut sektor informal yang di level UMKM,” ujarnya.
Ia pun berharap relaksasi dan stimulus UMKM yang akan segera dirilis mampu mengurangi beban UMKM yang tertekan pandemi COVID-19.
“Ini yang ingin kita lihat bagaimana Rp150 triliun ini bisa efektif untuk mengurangi beban mereka yang di sana. Jadi, fokusnya memang ke UMKM,” katanya.
Baca juga: Pertahankan usaha, UMKM perlu manfaatkan platform digital
Baca juga: Gojek bantu UMKM agar mampu bertahan di tengah wabah Corona