Magelang (ANTARA) - Pandemi COVID-19) merupakan momentum bagi umat manusia untuk membangun budaya hidup bersih dan sehat secara berkualitas, kata Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Magelang Jumari.
"Setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka gerakan bersama untuk upaya antisipasi menyebarnya COVID-19 perlu dijadikan sebagai sarana untuk memperbaiki kualitas hidup, terutama terkait dalam persoalan kesehatan secara menyeluruh," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Magelang, Sabtu.
Ia mencontohkan, wujud aksi nyata membangun budaya hidup bersih dan sehat antara lain gerakan membersihkan tempat ibadah, sekolah, rumah, dan fasilitas publik yang saat ini dilakukan pemerintah bersama elemen masyarakat lainnya untuk mencegah penyebaran virus yang pertama kali muncul di China pada Desember 2019 itu.
Baca juga: Solo dan Semarang jadi prioritas pemeriksaan cepat COVID-19
Mulai saat ini dan ke depan, ia mengatakan, gerakan hidup sehat perlu terus disosialisasikan dan dijadikan sebagai bagian dari proses penguatan karakter budaya masyarakat.
Selain menjaga lingkungan, kata dia, setiap orang juga perlu menjaga makanan yang dikonsumsi, harus memastikan makanan yang dikonsumsi memenuhi kelayakan kesehatan dan kemanfaatan bagi tubuh.
"Kriteria halalan thayyiban memiliki makna baik dalam proses mendapatkannya dan juga baik kondisinya yang meliputi kelayakan dan juga kandungan gizinya. Apabila aspek halalan thayyiban bisa terpenuhi dalam setiap makanan yang dikonsumsi serta aktivitas olahraga yang cukup maka daya tahan tubuh akan kuat sehingga muncul imunitas ketika ada ancaman virus apapun," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa guna mendukung upaya pencegahan penyebaran COVID-19, masyarakat perlu melaksanakan pedoman preventif dan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah, baik dalam hal medis maupun aktivitas kehidupan sosial.
Terkait dengan upaya menjaga kebersihan anggota tubuh, katanya, berwudhu bagi umat Islam --sesuai sunah Nabi-- relevan dengan gerakan mencuci tangan sebagaimana dianjurkan para ahli medis, di mana keduanya instrumen yang bisa saling melengkapi.
Jumari juga mengatakan, di tengah arus informasi yang dinamis terkait dengan COVID-19, seluruh pemimpin dan masyarakat jangan sampai menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya serta menimbulkan keresahan umat.
"Perlu adanya klarifikasi sebelum semua informasi disampaikan ke pihak yang lain," kata dia.
Muhammadiyah, kata dia, telah membentuk tim khusus untuk mendukung sosialisasi kepada masyarakat dan melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona.
Tim khusus yang dinamai Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) anggotanya meliputi dokter, perawat, Lembaga Penanggulangan Bencana/Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU), Lembaga Amil Zakat Infaq Sodaqoh Muhammadiyah (Lazismu), Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulanagan Bencana (LLHPB) ‘Aisyiyah, serta organisasi otonom Muhammadiyah.
Baca juga: Istri pasien corona yang meninggal di Solo dinyatakan positif COVID-19
Baca juga: Achmad Yurianto: COVID-19 bisa sembuh sendiri berbasis imunitas
"Setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka gerakan bersama untuk upaya antisipasi menyebarnya COVID-19 perlu dijadikan sebagai sarana untuk memperbaiki kualitas hidup, terutama terkait dalam persoalan kesehatan secara menyeluruh," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Magelang, Sabtu.
Ia mencontohkan, wujud aksi nyata membangun budaya hidup bersih dan sehat antara lain gerakan membersihkan tempat ibadah, sekolah, rumah, dan fasilitas publik yang saat ini dilakukan pemerintah bersama elemen masyarakat lainnya untuk mencegah penyebaran virus yang pertama kali muncul di China pada Desember 2019 itu.
Baca juga: Solo dan Semarang jadi prioritas pemeriksaan cepat COVID-19
Mulai saat ini dan ke depan, ia mengatakan, gerakan hidup sehat perlu terus disosialisasikan dan dijadikan sebagai bagian dari proses penguatan karakter budaya masyarakat.
Selain menjaga lingkungan, kata dia, setiap orang juga perlu menjaga makanan yang dikonsumsi, harus memastikan makanan yang dikonsumsi memenuhi kelayakan kesehatan dan kemanfaatan bagi tubuh.
"Kriteria halalan thayyiban memiliki makna baik dalam proses mendapatkannya dan juga baik kondisinya yang meliputi kelayakan dan juga kandungan gizinya. Apabila aspek halalan thayyiban bisa terpenuhi dalam setiap makanan yang dikonsumsi serta aktivitas olahraga yang cukup maka daya tahan tubuh akan kuat sehingga muncul imunitas ketika ada ancaman virus apapun," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa guna mendukung upaya pencegahan penyebaran COVID-19, masyarakat perlu melaksanakan pedoman preventif dan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah, baik dalam hal medis maupun aktivitas kehidupan sosial.
Terkait dengan upaya menjaga kebersihan anggota tubuh, katanya, berwudhu bagi umat Islam --sesuai sunah Nabi-- relevan dengan gerakan mencuci tangan sebagaimana dianjurkan para ahli medis, di mana keduanya instrumen yang bisa saling melengkapi.
Jumari juga mengatakan, di tengah arus informasi yang dinamis terkait dengan COVID-19, seluruh pemimpin dan masyarakat jangan sampai menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya serta menimbulkan keresahan umat.
"Perlu adanya klarifikasi sebelum semua informasi disampaikan ke pihak yang lain," kata dia.
Muhammadiyah, kata dia, telah membentuk tim khusus untuk mendukung sosialisasi kepada masyarakat dan melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona.
Tim khusus yang dinamai Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) anggotanya meliputi dokter, perawat, Lembaga Penanggulangan Bencana/Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU), Lembaga Amil Zakat Infaq Sodaqoh Muhammadiyah (Lazismu), Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulanagan Bencana (LLHPB) ‘Aisyiyah, serta organisasi otonom Muhammadiyah.
Baca juga: Istri pasien corona yang meninggal di Solo dinyatakan positif COVID-19
Baca juga: Achmad Yurianto: COVID-19 bisa sembuh sendiri berbasis imunitas