Banjarnegara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, memberikan alat pelindung diri (APD) untuk tiga rumah sakit di wilayah setempat guna mengantisipasi penyebaran COVID-19 ke tenaga kesehatan.
"Tenaga kesehatan adalah garda terdepan penanganan COVID-19 sehingga harus terlindungi dengan baik, dan ini merupakan upaya dari pemkab dalam rangka mengantisipasi COVID-19," kata Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menjelaskan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) di Banjarnegara, Kamis.
Bupati mengatakan bahwa tiga rumah sakit yang menerima APD tersebut adalah Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara, Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah dan RS Emanuel Klampok.
Baca juga: Anggota DPR sorot jas hujan jadi alat pelindung diri dari ancaman corona
"Total alat pelindung diri yang diberikan ada sebanyak 15 unit, masing-masing rumah sakit tersebut menerima lima unit," katanya.
Bupati menambahkan bahwa pada saat Pemkab Banjarnegara terus berupaya memberikan lebih banyak alat pelindung diri ke rumah sakit-rumah sakit di wilayah setempat.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menyiapkan 10 ruangan khusus atau isolasi untuk antisipasi penanganan pasien dengan gejala penyakit COVID-19.
Bupati menambahkan ruangan tersebut bisa dipergunakan untuk pasien dengan gejala COVID-19 yang berasal dari Banjarnegara ataupun dari kabupaten sekitar apabila diperlukan.
Selain itu bupati juga menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada kasus suspect (terduga) COVID-19 di wilayah Banjarnegara.
"Meskipun belum ada kasus terduga COVID-19 di Banjarnegara namun masyarakat perlu tetap waspada tapi tetap tidak perlu panik, selain itu juga perlu terus menjaga kesehatan masing-masing dan rutin cuci tangan," katanya.
Selain itu dia juga mengatakan bahwa pihaknya telah membentuk pusat informasi terkait perkembangan kasus COVID-19 melalui satu pintu yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara.
Dia juga mengimbau agar masyarakat mengurangi kegiatan di luar rumah guna mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Kurangi kegiatan di luar rumah apabila tidak perlu dilakukan, terutama bagi para lansia dan balita," katanya.
Baca juga: 13 WNI dinyatakan positif COVID-19 di Malaysia